Bobol Bank BUMN Rp 1,3 Miliar, Dua Mahasiswa Dibekuk

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap dua orang mahasiswa berinisial YA (24) dan RF (23), yang membobol salah satu bank BUMN di Palembang, Sumatera Selatan. [Suara.com/Stephanus Aranditio]
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap dua orang mahasiswa berinisial YA (24) dan RF (23), yang membobol salah satu bank BUMN di Palembang, Sumatera Selatan. [Suara.com/Stephanus Aranditio]

JAMBISERU.COM – Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap dua orang mahasiswa berinisial YA (24) dan RF (23), yang membobol salah satu bank BUMN di Palembang, Sumatera Selatan. Mereka melakukan aksi dengan modus transaksi fiktif melalui e-commerce.

BACA JUGA : Kondisi Terkini BJ Habibie, Putra Bungsu: Doakan yang Terbaik Saja

Modus yang dilakukan oleh para tersangka yaitu melakukan top up pulsa, transfer, atau pembelian di aplikasi e-commerce KUDO, dengan menggunakan virtual account sebuah bank.

Bacaan Lainnya

“Namun saldo yang ada dalam akun KUDO tersangka tidak berkurang atau tidak terpotong. Sementara dalam virtual account bank tercatat bahwa top up dan transfer tersebut sukses atau berhasil,” kata Kanit I Subdit I Siber Kompol Ronald Sipayung di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).

Berdasarkan hasil audit internal, bank BUMN yang tidak disebutkan pihak kepolisian tersebut mengalami kerugian sekitar Rp 1,3 miliar.

“Dari kedua tersangka ini yang sudah mereka dapat adalah sekitar 1,3 miliar dari bank BUMN,” jelasnya.

Kedua pelaku melakukan perbuatan tersebut didasarkan atas pembelajaran secara otodidak dan sudah beberapa kali berhasil melakukan tindak pindana tersebut.

“Keterangan dari kedua tersangka ini mereka belajar atau tahu melakukan perbuatan ini adalah berdasarkan pembelajaran otodidak, jadi mereka mencoba, mencoba, mencoba, ternyata berhasil dan inilah perbuatan yang sudah beberapa kali terjadi dan sudah berulang,” ungkap Ronald.

Dari para tersangka polisi mengamankan 4 buah handphone, seperangkat perhiasan emas, 2 buah jam tangan mewah, 2 buah laptop, 1 unit mobil Toyota Calya sebagai barang bukti hasil tindak pidana pelaku.

BACA JUGA : Dosen Unja Gelar Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Sejarah Kepada Guru SMP…

Atas perbuatan tersebut, kedua tersangka dijerat Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Pasal 378 serta Pasal 372 KUHP dan atau Pasal 362 KUHP, dengan pidana penjara paling lama 6 tahun serta denda paling banyak Rp 1 miliar. (ndy)

Pos terkait