Hama Tikus dan Ulat Grayak Resahkan Petani di Muaro Jambi

kadis pertanian
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Muaro Jambi, M Havis (kiri). Foto: Uda/Jambiseru.com

JAMBISERU.COM, Sengeti – Para petani di Kabupaten Muarojambi, akhir-akhir ini mengeluhkan serangan hama Tikus dan ular Grayak yang menyerang tanaman mereka. Hama tikus menyerang belasan hektar tanaman padi dan ulat Grayak menyerang tanaman jagung.

BACA JUGA: Pejabat Muaro Jambi Kesal, Paripurna Molor Hingga 4,5 Jam

Akibat terlalu banyaknya hama yang menyerang tanaman, petani pun mengadukan masalah ini ke dinas pertanian. Petani berharap dinas pertanian kabupaten Muarojambi mah turun tangan.

Bacaan Lainnya

“Laporannya sudah kita terima (hama tikus dan ulat grayak, red),” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Muaro Jambi M Havis, Senin (24/6/2019).

M Havis menyatakan, kalau petugas hama penyakit dari instansinya sudah menuju lokasi tanaman jagung yang dilaporkan mendapat serangan ulat Grayak tersebut. Namun, petugas belum mengambil langkah-langkah antisipasi dari bahaya hama ulat grayak. Kata dia, mereka masih melakukan pengecekan.

“Setelah memastikan adanya hama ulat grayak, barulah petugas melakukan antisipasi,” jelasnya.

Selain itu, langkah antisipasi tersebut bisa dilakukan penyemprotan racun serangga. Namun dari laporan yang masuk, tidak semua tanaman jagung milik petani yang diserang hama grayak.

“Itu artinya masih skala kecil. Tapi kita sudah siap untuk memberantasnya,” bebernya.

Lebih lanjut, terkait serangan hama tikus, Havis menyampaikan bahwa, petugasnya sudah melakukan pemberantasan dengan teknik ramah lingkungan. Yakni, memasang umpan beracun, pengemposan pada lubang tikus, dan pembersihan lahan.

“Kita sudah melaksanakan di Kecamatan Sekernan, Desa Tunas Baru dan Sungai Duren di Kecamatan Jaluko. Diharapkan pemberantasan hama tikus ini berhasil,” sampainya.

Havis mengungkapkan, lahan padi yang diserang hama tikus di Desa Tunas Baru seluas 0,01 hektare. Sementara luas lahan padi di Kecamatan Sekernan adalah 15 hektare. Berarti, serangan hama tikus tidak menyeluruh dan masih skala kecil.

“Untuk Sungaiduren juga demikian. Tidak terlalu luas dan sudah kita antisipasi,” sebutnya.

Havis juga memastikan, pemberantasan hama tikus yang dilakukan pihaknya merata. Ia juga memberitahukan penyebab tikus menyerang padi petani. Diantaranya pematang yang dibangun petani kurang bersih (semak) dan terlalu besar. Pematang harusnya semeter.

BACA JUGA: Tega! Suami Jual Istri via Facebook, Boleh Layani 2 Pria Sekaligus

“Ini lebih dari itu. Sehingga tikus senang bersarang di pematang. Apalagi kurang bersih. Pas padi berumur 45 hari atau dalam masa vegetatif, tikus menyerangnya. Karena hewan pengerat paling senang dengan umur padi seperti itu,” pungkasnya. (uda)

Pos terkait