Konflik Rusia-Ukraina: Jerman Tingkatkan Anggaran Pertahanan

Jerman Tingkatkan Anggaran Pertahanan
Ilustrasi. Foto : DW

Jambi Seru – Pemerintah Jerman umumkan perubahan drastis kebijakan luar negeri dan pertahanannya. Anggaran militer bakal ditingkatkan setiap tahun, persenjataan akan dikirim ke Ukraina.

Invasi Rusia ke Ukraina mengubah 180 derajat beberapa prinsip politik luar negeri Jerman yang berlaku puluhan tahun.

Kanselir Jerman Olaf Scholz hari Minggu (27/8) mengumumkan akan mengirimkan bantuan persenjataan ke Ukraina berupa senjata anti tank dan rudal darat-udara jenis Stinger.

Bacaan Lainnya

Selama bertahun-tahun, Jerman yang dihantui perasaan berasalah atas Perang Dunia Kedua, selalu sangat hati-hati untuk melibatkan diri dalam konflik di negara atau kawasan lain.

Biasanya Jerman lebih siap menyediakan dana untuk bantuan kemanusiaan atau proyek-proyek pembangunan kembali.

Sekarang, untuk pertama kalinya pemerintah dan oposisi Jerman menyetujui pengiriman senjata ke suatu negara yang sedang diserang negara lain.

“Dengan invasi (Rusia) di Ukraina, kita sekarang berada di era baru,” kata Olaf Scholz di hadapan parlemen Jerman, Bundestag.

Dia juga mengatakan pemerintah akan menyediakan anggaran khusus senilai 100 miliar euro untuk untuk militer Jerman Bundeswehr, yang akan digunakan sebagai investasi pertahanan, tidak hanya disiapkan untuk tahun ini, melainkan untuk setiap tahun.

Selanjutnya dia mengatakan, “Mulai sekarang — tahun demi tahun – (pemerintah) menginvestasikan lebih dari dua persen produk domestik bruto untuk pertahanan.”

Dia juga mengusulkan agar hal itu dimuat dalam konstitusi lewat amandemen.

“Dunia sudah berubah”

Alasan perubahan haluan itu sudah jelas. “Jerman harus berinvestasi lebih banyak dalam keamanan negara kita. Tujuannya adalah pasukan yang kuat, canggih, yang melindungi kita dengan andal,” kata Olaf Scholz.

Setelah 16 tahun koalisi konservatif di bawah Angela Merkel memerintah, kali ini koalisi Sosialdemokrat (SPD), Partai Hijau dan Liberaldemokrat FDP menuliskan sejarah baru poilitik pertahanan dan luar negeri Jerman.

Sementara Partai Hijau dulunya selalu bersikap menolak ekspor senjata, SPD sering diituduh bersikap terlalu lunak dan nyaman terhadap Vladimir Purin dan Rusia.

Sementara FDP sering dikritik karena terlalu mengutamakan kepentingan ekonomi. Namun Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock (Partai Hijau) mengatakan di depan parlemen: “Aturan yang kita buat sendiri tidak boleh menjauhkan kita dari tanggung jawab. Jika dunia sudah berubah, maka kebijakan kita juga harus berbeda.”

Politik Pintu terbuka untuk pengungsi Ukraina

Sejak akhir Perang Dingin, Jerman telah mengurangi kekuatan pasukannya dari 500.000 tentara pada saat reunifikasi menjadi hanya sekitar 200.000 tentara saat ini.

Pos terkait