Status Gunung Semeru Naik Jadi Awas Level 4: Ini Perkembangannya

Puncak Gunung Semeru
Puncak Gunung Semeru saat mengeluarkan asap panas. (dok)

Selain itu, gempa letusan tersebut memiliki amplitudo 16 hingga 23 milimeter dengan lamanya gempa terjadi sampai 85 hingga 115 detik.

Dengan kondisi tersebut PVMBG mengimbau agar masyarakat yang khususnya berada di kawasan tenggara di Besuk Kobokan agar tidak melakukan kegiatan apa pun. Radius 17 km dari sana sangat berpotensi terkena dampak dari guguran awan panas, hujan abu, bahkan aliran lahar.

Aktivitas yang menjadi pusat erupsi berada di Kawah Jonggring Seloko, yang berada di sebelah tenggara puncak Mahameru.

Bacaan Lainnya

Secara umum, Gunung Semeru memiliki tipe letusan abu vulkanian dan strombolian. Letusan tersebut biasanya terjadi tiga hingga empat kali dalam satu jam.

Hingga saat ini, ratusan warga sudah mengungsi. Video saat warga berbondong-bondong mengungsi pun banyak tersebar di media sosial.

Baca Juga : Info Erupsi Gunung Semeru: Belasan Warga Menolak Dievakuasi

Rata-rata warga mengungsi dengan membawa serta sepeda motor mereka untuk perjalanan ke tempat pengungsian. Perjalanan mereka seakan diburu waktu karena hujan abu yang sudah melanda kawasan dekat Gunung Semeru.

Hujan abu yang menyelimuti kawasan tersebut sangat berbahaya, terutama untuk mata dan sistem pernapasan. Selain itu, hujan abu tersebut juga menutupi pandangan terutama saat berkendara di jalan raya.(tra)

Pos terkait