FILM, Jambiseru.com – Drama Korea sudah lama dikenal sebagai tontonan yang bermain aman dengan tema cinta, persahabatan, atau konflik keluarga yang cenderung ringan. Tapi Extracurricular datang sebagai pembalik meja dari semua itu. Serial ini membawa penonton masuk ke lorong-lorong gelap kehidupan remaja; sebuah dunia yang sering kali dianggap tak mungkin disentuh oleh siswa SMA. Ada keputusan-keputusan ekstrem yang dibuat bukan karena keberanian, tapi karena keputusasaan. Dan dari titik itu, kita sebagai penonton dipaksa menonton bagaimana semuanya berubah menjadi spiral yang tidak bisa dihentikan.
Ketika pertama kali menyalakan drama ini, ekspektasi saya sederhana. Saya pikir drama ini akan menjadi drama kriminal remaja yang penuh gaya, mungkin dengan penggambaran moralitas sederhana seperti hitam dan putih. Namun ternyata, Extracurricular justru menampar saya sejak episode pertama. Drama ini tidak berlagak ingin mengajarkan moral. Ia hanya menunjukkan bahwa dunia remaja bisa jauh lebih rumit dan gelap dibanding dugaan orang dewasa yang menganggap mereka masih polos.
Awal Cerita yang Memancing Rasa Penasaran
Pusat cerita berada pada seorang murid SMA bernama Oh Ji-soo. Secara penampilan, Ji-soo adalah tipe anak pendiam, rajin, dan nyaris tak terlihat. Dari luar, dia tampak seperti murid teladan yang hidup lurus-lurus saja. Namun justru itu yang membuat drama ini terasa menggigit. Karena dari balik wajah tak bersalahnya, dia menyimpan rahasia yang bahkan orang dewasa pun mungkin tidak akan sanggup menghadapi.
Untuk membiayai masa depannya, Ji-soo menjalankan sebuah usaha ilegal yang melibatkan dunia prostitusi. Tidak hanya itu, ia melakukannya dengan kecermatan akademis, laiknya siswa terbaik yang mengerjakan tugas matematika. Tidak ada romantisasi, tidak ada pembenaran. Yang ada hanya kenyataan bahwa seorang anak sekolah bisa terjerumus sejauh ini ketika kesempatan, dukungan, dan harapan tidak berpihak padanya.
Drama ini memulai langkahnya dengan tenang, tapi sejak awal sudah terasa tekanan psikologisnya. Ada nada bahwa apa yang dilakukan Ji-soo mungkin tidak akan bertahan lama. Penonton dibuat merasa cemas tanpa sadar, seperti seseorang yang sudah tahu hujan badai akan datang tapi belum turun.
Kesan Pertama: Kelam, Tegang, dan Sulit Diprediksi
Salah satu kekuatan Extracurricular adalah atmosfernya. Drama ini tidak menggunakan kegelapan visual berlebihan, namun ketegangan emosinya selalu terasa. Setiap keputusan yang diambil karakter membuat kita memahami bahwa tidak ada langkah mudah. Semuanya penuh risiko, dan setiap risiko membawa konsekuensi yang kian lama kian menyedihkan.
Saya merasakan hal yang jarang saya temui di drama sekolah lain. Biasanya drama sekolah memberikan ruang bagi penonton untuk beristirahat melalui momen lucu atau adegan hangat. Namun Extracurricular sengaja menghapus zona aman itu. Bahkan momen yang terlihat ringan sekalipun mampu terasa mencekam karena kita tahu ada sisi gelap yang siap meledak kapan saja.
Karakter yang Tidak Hitam-Putih
Hal menarik dari drama ini adalah keberanian penulis untuk menciptakan karakter abu-abu. Tidak ada tokoh yang benar-benar baik ataupun jahat. Semua karakter memiliki motif yang dapat dimengerti, meskipun tidak bisa dibenarkan.
Ji-soo, misalnya. Dari satu sisi, dia korban keadaan. Hidupnya berantakan, keluarganya tidak mendukung, dan dia merasa satu-satunya jalan keluar adalah mengambil langkah ekstrem. Tetapi dari sisi lain, tindakannya jelas salah, menyimpang, dan merugikan banyak pihak. Drama ini tidak membimbing penonton untuk menghakimi; drama ini justru mengajak kita memahami bahwa manusia bisa rumit, terlebih ketika masih remaja.
Begitu pula dengan Bae Gyu-ri, rekan sekelas Ji-soo yang belakangan ikut terseret dalam dunia gelap tersebut. Gyu-ri bukan sekadar gadis kaya yang bosan dan mencari sensasi. Ia memiliki tekanan keluarga yang luar biasa, rasa terjebak dalam ambisi orang tuanya, dan keinginan untuk memiliki kontrol atas hidupnya sendiri. Ketika ia memutuskan ikut terjun, itu bukan keputusan impulsif, melainkan bentuk pemberontakan dari seseorang yang terlalu lama hidup dalam tekanan.
Interaksi keduanya adalah salah satu dinamika paling kuat di drama ini. Mereka saling menarik, saling membentuk, dan saling menghancurkan tanpa mereka sadari. Tidak ada romansa manis, tidak ada ciuman, tidak ada deklarasi cinta. Yang ada hanya ketergantungan, rasa takut, dan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Konflik yang Semakin Dalam Seiring Berjalannya Episode
Seiring drama berjalan, masalah Ji-soo bukan hanya bertambah, tetapi juga membesar secara eksponensial. Mulai dari ancaman preman, polisi yang diam-diam mendekat, hingga teman-temannya sendiri yang mulai mencium gelagat. Drama ini terasa seperti sebuah bom waktu yang tiktaknya terdengar semakin keras di setiap episode.
Saya menyukai bagaimana drama ini tidak berusaha memanjakan penonton. Tidak ada penyederhanaan plot demi kenyamanan cerita. Bahkan pada beberapa titik, saya merasa drama ini sengaja membuat konflik bertumpuk agar penonton ikut merasakan kecemasan yang dialami Ji-soo. Sebuah strategi naratif yang efektif, membuat kita seolah menjadi bagian dari kekacauan itu sendiri.
Tegangan Psikologis dan Tekanan Moral
Saat menonton Extracurricular, saya tidak hanya merasa tegang karena adegan fisiknya, tetapi juga karena dilema moral yang terus muncul. Drama ini sebenarnya berbicara tentang bagaimana sebuah pilihan kecil dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kehidupan yang jauh berbeda dari harapan awal.
Misalnya, Ji-soo awalnya hanya ingin mengumpulkan uang untuk kuliah. Tetapi dari situ, ia masuk terlalu dalam hingga tidak bisa lagi keluar tanpa kehilangan sesuatu yang besar. Ini menggambarkan bagaimana dunia nyata sering kali tidak sesederhana teori moral yang diajarkan di sekolah.
Selain itu, drama ini juga menyentuh isu sosial yang lebih besar, seperti tekanan ekonomi, rusaknya struktur keluarga, dan eksploitasi remaja. Semua itu disajikan tanpa ceramah, melainkan melalui kejadian-kejadian yang menimpa karakter-karakternya.
Estetika, Musik, dan Atmosfer
Salah satu hal yang membuat drama ini menonjol adalah penggunaan visual yang tidak terlalu ramai. Warna-warna yang digunakan cenderung netral dan gelap, tetapi tidak muram berlebihan. Justru dari kesederhanaan itulah aura suramnya terasa nyata.
Musiknya tidak mendominasi, tetapi ketika muncul, ia menambahkan lapisan ketegangan yang halus. Tidak ada soundtrack yang mencoba memaksa emosi, semua dibiarkan mengalir seiring cerita.
Performa Para Aktor
Kim Dong-hee sebagai Ji-soo tampil luar biasa. Ia mampu membawakan karakter yang tampak rapuh namun penuh tekanan internal. Tatapannya sering kali jauh, seperti menyimpan sesuatu yang besar dan tak ingin diketahui siapa pun.
Park Joo-hyun sebagai Gyu-ri juga memberikan performa yang tajam dan penuh keberanian. Karakternya yang kompleks terasa hidup dan sangat meyakinkan. Di antara semua pemain, dua karakter inilah yang paling kuat meninggalkan kesan mendalam.
Aktor pendukung juga tidak kalah penting. Mereka memberikan warna dan ketegangan tambahan dalam dinamika cerita, terutama karakter-karakter yang bersinggungan langsung dengan dunia gelap Ji-soo.
Pesan yang Tersirat
Walaupun Extracurricular tidak mencoba menggurui, drama ini tetap memberikan pesan yang kuat. Ia mengajak penonton melihat bahwa remaja tidak selalu hidup dalam dunia yang aman. Banyak dari mereka berada di situasi yang sulit, dan sering kali tidak memiliki tempat untuk meminta bantuan.
Drama ini juga memperlihatkan bagaimana tekanan dari keluarga dapat membuat seseorang merasa tidak punya pilihan lain. Bahkan kecerdasan dan nilai akademis tidak menjamin seseorang bebas dari masalah berat.
Ada juga pesan tentang konsekuensi. Bahwa setiap pilihan, betapa pun kecilnya, dapat membawa kita ke jalan yang tidak pernah kita bayangkan.
Akhir Cerita yang Terasa Realistis
Tanpa memberikan spoiler, akhir drama ini memilih jalur realistis. Tidak ada solusi manis, tidak ada penghapusan dosa secara instan. Semua karakter harus menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka.
Akhir semacam ini memang meninggalkan rasa tidak nyaman, tetapi justru itu yang membuatnya kuat. Hidup tidak selalu memberikan penyelesaian yang rapi, dan Extracurricular berani mempertahankan kejujuran itu hingga akhir.
Kesimpulan: Drama Gelap yang Tidak Mudah Dilupakan
Setelah menonton Extracurricular, saya merasa drama ini adalah salah satu drama Korea paling berani dalam satu dekade terakhir. Ceritanya gelap, karakternya rumit, dan pesan-pesannya dalam. Drama ini bukan untuk pencari hiburan ringan, tetapi untuk mereka yang ingin menyaksikan potret mentah tentang bagaimana tekanan hidup dapat mengubah seseorang.
Extracurricular meninggalkan kesan panjang, bukan karena plot twist atau adegan dramatis semata, tetapi karena refleksi yang muncul setelahnya. Drama ini membuat penontonnya bertanya-tanya: seandainya berada di posisi karakter, apakah kita akan mengambil keputusan yang berbeda?
Cara nonton film gratis sub indo
Lalu bagaimana cara nonton film ini. Gampang. Buka browser, ketik yandex.com atau duckduckgo.com, setelah terbuka situs pencarian yandex atau duckduckgo, ketik “nonton film drama korea Extracurricular sub. (gie)
Sumber : lajuberita.id












