Cerita Lengkap KKN Desa Penari yang Viral Tahun 2019

Trailer KKN Desa Penari 2
Trailer KKN Desa Penari 2

“Aku ra eroh nek onok kampung nang kene (aku tidak tau ada kampung disini).”

Widya hanya diam saja, matanya fokus pada panggung, di depan penabuh gamelan masih ada ruang. Acara apa yang akan mereka adakan dengan ruang seluas itu.

Rupanya, pertanyaan Widya segera terjawab. Dari jauh, tiba-tiba tercium aroma melati. aroma yang familiar bagi Widya, diikuti serombongan orang.

Bacaan Lainnya

Di hadapanya ada seorang penari, ia di tuntun naik ke atas panggung. Kemudian, semua orang memandang pada satu titik, tempat penari mulai berlenggak lenggok di atas panggung. Semua mata, seperti terhipnotis melihatnya.

“Ayu’ne curr!!”(cantik sekali anj*ng),” kata Wahyu

Bingung, apakah hanya perasaan saja, mata si penari beberapa kali mencuri pandang pada Widya. Ia seperti mengenal penari itu, tapi, tidak ada yang tau siapa si penari.

Sampai si bapak tua kembali, menawarkan makanan pada mereka. Wahyu yang mungkin lapar, melahap habis mulai dari lemper sampai apem di hadapannya, sembari bercakap-cakap sama si bapak tua.

Namun, Widya lebih suka melihat si penari, ia mampu membuat semua orang tertuju melihatnya, menatapnya dengan tatapan yang menghipnotis.

Setelah si penari turun dari panggung, si bapak mengatakan, motor mereka sudah selesai, bisa dinaikin lagi, benar saja.

Motor mereka sudah bisa dipakai lagi. Sebelum pergi, Wahyu dan Widya berpamitan, mereka berterimakasih sudah mau menolong mereka yang kesusahan.

Si bapak mengangguk, mengatakan mereka harus hati-hati, tidak lupa si bapak memberi bingkisan, menunjukkan isinya pada Wahyu dan Widya. Itu adalah jajanan yang dihidangkan tadi, membungkusnya dengan koran. Widya menerimanya, mengucap terima kasih lagi, lalu lanjut pergi.

Tidak ada yang seheboh Wahyu, yang terus berbicara tentang cantiknya paras si penari, kisaran usianya mungkin lebih tua dari mereka, namun, cara dia berdandan, bisa menutupi usianya sehingga dari jauh, kecantikannya terlihat begitu sulit digambarkan.

Widya, lebih tertarik dengan kampung itu. Demi apapun, sewaktu perjalanan, tidak ditemui satu kampung pun, jangankan kampung, warung saja tidak ada sama sekali.

Namun, motor Wahyu benar-benar mereka betulkan, dan mereka tulus membantu tanpa meminta apapun. Jadi, apa mungkin, hantu bisa membetulkan motor.

Satu yang coba Widya yakini, mungkin mereka tidak melihat kampung tadi saja, yang terpenting, di jalan setapak ini, desa KKN mereka sudah semakin dekat.

Sesampainya di kampung, Wahyu pergi mengembalikan motor, sedangkan Widya sudah ditunggu oleh semua anak, mereka khawatir, berdiri menunggu di teras rumah.

“Tekan ndi seh? Kok suwe’ne (dari mana sih? kok lama sekali),” kata Ayu,

“Tekan Kota, belonjo keperluan kene (dari kota belanja keperluan kita).”

Nur membuang muka melihat Widya. Sudah biasa, kadang Nur memang seperti itu, setelah dia menceritakan kejadian kemarin, ia tidak lagi mau membicarakan itu. Sekarang, dia sedikit menjauhi Widya, dan ia merasakan itu, sangat terasa.

Di suasana tegang itu, hanya Bima yang mencoba mencairkan suasana.

“Wes ta lah, kok kaku ngene seh (sudahlah, kok canggung gini).”

Bima menggandeng Widya, menyuruhnya masuk rumah.

“Awakmu pegel, kan (kamu pasti capek kan).”

Tidak beberapa lama, Wahyu sudah datang, ia masuk ke rumah tanpa membuang-buang waktu, alih-alih ia istirahat, Wahyu dengan suara menggebu-gebu bercerita kalau baru saja mengalami kejadian tidak mengenakan atas insiden motor, sampai dibantu, orang kampung.

Tidak lupa, ia bercerita tentang penari yang ia temui, kecantikannya, ia ceritakan semua.

Bukan sambutan yang Wahyu dapat, tapi tatapan kebingunganlah yang pertama Wahyu lihat.

“Ra onok deso maneh nang kene (tidak ada desa lagi di sini),” kata Bima. Wahyu yang mendengar itu tidak terima.

“Eroh tekan ndi awakmu (tahu darimana kamu)?”

“Aku wes sering nang kota (aku sudah sering ke kota).”

“Prokerku onok hubungane ambek program hasil alam, dadi sering melu nang kota mabek wong kene (Prokerku berhubungan sama program hasil alam, jadi sering ikut ke kota sama orang sini).

Pos terkait