Dampak Corona, Omset Pedagang Aurduri Turun 50 Persen

Pasar Aurduri. Foto: Cr01/Jambiseru.com
Pasar Aurduri.Foto: Cr01/Jambiseru.com

Dampak Corona, Omset Pedagang Aurduri Turun 50 Persen

Jambi – Sejak wabah corona virus disease 2019 (COVID-19) menyerang, omset pedagang di Pasar Aurduri, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, turun drastis. Penurunannya hingga 50 persen.

Imbauan untuk beraktivitas di rumah, langsung dirasakan efeknya oleh para pedagang di pasar tradisional tersebut.
Pantauan Biru (Jambiseru.com), mulai dari pedagang sampai tukang parkir, mengaku pendapatannya berkurang drastis.

Baca Juga : Sebelum Larikan Uang, Pelaku Tembak Korban Dua Kali

Bacaan Lainnya

Misalnya disebut Iwan (37), seorang juru parkir di Pasar Rakyat Aurduri. Kata Iwan, sebelum adanya wabah Corana, ia bisa mendapat pemasukan mencapai Rp 100 ribu perhari dan mencapai Rp 200 ribu di hari libur. Pendapatan itu sudah dipotong setoran ke Dinas Perhubungan Kota Jambi sebesar Rp 20 ribu perhari.

Tetapi, saat ini, ia hanya berhasil mendapatkan Rp 75 ribu per hari belum termasuk setoran ke Dishub.

“Siapo yang nak ngasih duit sekarang ni. Pemerintah dak ado ngasih bantuan. Mau idak mau, iyo, harus tetap keluar nyari nafkah. Daripado anak istri kelaparan,” ujarnya, Selasa (7/4/2020).

Nasib sama juga dialami para pedagang Pasar Aurduri. Seperti diungkap Narno (71). Jika di hari biasa ia bisa menjual sekian banyak lauk pauk dan sayur mayur, kini untuk menjual 30 bungkus saja susahnya bukan main.

Ini yang membuat Narno tetap nekat berjualan di Pasar Aurduri meski virus corona mengancamnya setiap saat.

“Kalau takut mati, mati-lah kelaparan anak-anak di rumah,” ungkap ayah 6 anak ini.

“Jeritan pilu” juga juga disampaikan pedagang cabai Miswarni (50). Menurutnya, dulu sebelum corona, ia bisa menjual hingga sekarung cabai. Sekarang untuk mengembalikan modal beli cabai saja susah.

“Kami takut lah sama Corona. Cuma gimana lagi perut harus diisi, kreditan harus dibayar, biaya sekolah anak juga harus dibayar. Kalau pemerintah siap bantu semua kebutuhan, Kami mau di rumah saja. Kan enak di rumah bisa urus anak, bisa siapi makanan buat suami dan anak-anak,” tuturnya.

Hal serupa juga disuarakan Sutri (53), seorang pengunjung Pasar Rakyat Aurduri. Ia mengaku datang ke pasar ingin membeli sayuran dan kebutuhan dapur lainnya. Meski was-was dengan penyebaran virus corona, terpaksa tetap harus ke pasar tradisional.

Alasannya, penghasilan keluarganya menurun sejak wabah vorona. Sehingga, kalau tak berbelanja di pasar tradisional, uang belanja tak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Di pasar tradisonal, harga-harga relatif murah dibanding mal, jadi bisa mengirit anggaran rumah tangga.

“siapo yang idak takut tertular Corona, tapi lebih takut lagi kalau idak biso masak. Kalau dak masa, bisa kelaparan semua yang ado di rumah sayo,” ungkap Sutri.

Tak hanya emak-emak. Bapak-bapak pun juga “menjerit” akibat dampak virus corona ini. Misalnya diakui Zul (34), kepala keluarga yang sedang menunggu istrinya berbelanja di Pasar Aurduri.

Dari istrinya ia tahu bahwa barang-barang tertentu kini mulai meroket harganya. Seperti bawang, gula dan beberapa kebutuhan pokok lain. Dengan harga yang terus naik, ia khawatir gajinya tidak akan cukup untuk memenuhi kehidupan keluarganya.

“Mudah-mudahan lah Corona cepat hilang, agar kito semua biso beraktivitas seperti biaso lagi, ekonomi normal dan biso hidup tenang,” ujarnya.

Tetapi, ada barang yang murah di Pasar Aurduri. Yakni, ayam. Hingga hari ini, Selasa (8/4/2020), harga ayam di pasar ini dihargai Rp 20 ribu per kilogram. Ini jauh jika dibanding beberapa waktu lalu sebelum corona “menyerang”.

Baca Juga : Berita Jambi : Update Sebaran Corona 8 April 2020, Jumlah ODP Kembali Turun

“Kato pedagang, sejak corona ayam dak bisa dijual keluar daerah. Jadi terpakso dijual di pasar-pasar lokal, jadi hargonyo murah nian,” ungkap Nurlis (35). Karena harga ayam murah, sehari-hari ia berusaha membeli ayam untuk stok hingga beberapa hari ke depan.

“Tinggal simpan di kulkas, jadi pas mau masak tinggal diolah. Lumayan hemat dibanding lauk lain,” tutupnya. (cr01)

Pos terkait