Dua Juta Mobil Listrik Ditargetkan Mengaspal di Indonesia Tahun 2025

Mobil Listrik
Mobil Listrik saat sedang melakukan pengisian daya. (suara.com)

Jambi Seru – Sebanyak dua juta mobil listrik ditargetkan mengaspal di Indonesia pada 2025 nanti. Target pemerintah tersebut tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Adanya target dua juta mobil listrikt tersebut, langsung dilihat sebagai peluang oleh Utomo SolaRUV melalui PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia. Perusahaan ini berencana untuk mengembangkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Dalam upaya mewujudkan hal itu, PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia akan melakukan kerjasama dengan perusahaan penyedia solusi EV Chargers dan Charging Systems terkemuka di Asia Tenggara, Charge+.

Bacaan Lainnya

Mengutip dari laman suara.com (media partner jambiseru.com) dari artikel yang berjudul 2 Juta Kendaraan Listrik Bakal Mengaspal di Tahun 2025, Kapan RI Bakal Punya Pabrik EV Charger?, penandatanganan MOU dilaksanakan pada B20 Investment Forum dan Net Zero Summit sebagai rangkaian B20 Sideline Event menuju KTT G20, di ruang Kintamani, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Jumat (11/11/2022). Utomo SolaRUV diwakili oleh Anthony Utomo, selaku Managing Director Utomo SolaRUV. Sedangkan, Charge+ diwakili oleh CEO Charge+, Goh Chee Kiong.

“Sejalan dengan visi kami mendukung dekarbonisasi industri dan demokratisasi mobilitas dengan energi bersih untuk masyarakat Indonesia, kami menyambut baik kerjasama dengan Charge+ untuk produksi EV Chargers dan Charging Systems sistem pengisian baterai mobil listrik di Indonesia,” kata Anthony dalam keterangan persnya.

Anthony menambahkan kerjasama ini akan memperkuat ekosistem untuk akselerasi transisi energi di tanah air sekaligus transfer teknologi dari Charge+ yang sudah berpengalaman di Singapura mengelola ribuan stasiun pengisian mobil listrik, sehingga pengguna tidak perlu khawatir akan after sales service dan back end support di tanah air.

“SolaRUV sangat optimis dan bangga bisa membawa teknologi dunia ke ekosistem dekarbonisasi di Indonesia” ujar Anthony.

Sejalan dengan visi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pemerintah Indonesia, Charge+ menargetkan setidaknya 10.000 titik pengisian daya pada tahun 2030 melalui rangkaian solusi terintegrasi, mencakup pengisi daya ultra-tipis, smart charging software, dan model bisnis inovatif.

Charge+ merupakan penyedia solusi pengisian daya kendaraan listrik terintegrasi terkemuka untuk Asia Tenggara, dengan misi untuk meningkatkan utilisasi kendaraan listrik di wilayah tersebut.

Sementara itu CEO Charge+, Goh Chee Kiong menambahkan pemerintah Indonesia telah menyampaikan target yang menarik untuk elektrifikasi sektor transportasinya. Charge+ sebagai pelaku industri pengisian kendaraan listrik terkemuka di Asia Tenggara, sangat bangga bermitra dengan Utomo SolaRUV, perusahaan dengan visi demokratisasi energi bersih untuk berinvestasi di proses produksi EV charger di Indonesia.

“Investasi ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk berkontribusi dalam transisi kendaraan listrik dan pengembangan ekonomi bersih di Indonesia” ujar Goh Chee Kiong.

Transisi energi di Indonesia membutuhkan teknologi mutakhir dan ekosistem bisnis yang baik. Utomo SolaRUV yakni bagian dari jaringan produsen atap nasional Utomodeck Group, yang dikenal lebih dulu sebagai pionir panel surya ber-SNI dan jasa solusi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), menangkap peluang baik untuk memasifkan teknologi Charge+ di Indonesia demi mendukung transisi energi Indonesia. (tra)

Pos terkait