Maklumat MRP Minta Mahasiswa Papua Pulang dan Lanjut Studi di Tanah Sendiri

Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) cabang Semarang dan Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat, aksi digelar di budaran air mancur Jalan Pahlawan Semarang, Sabtu (24/8/2019). [Suara.com/Adam Iyasa]
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) cabang Semarang dan Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat, aksi digelar di budaran air mancur Jalan Pahlawan Semarang, Sabtu (24/8/2019). [Suara.com/Adam Iyasa]

JAMBISERU.COM – Majelis Rakyat Papua (MRP) baru saja mengeluarkan maklumat untuk para mahasiswa Papua yang sedang belajar di luar pulau.

BACA JUGA : Zulhas: Merebut Hati Papua Tak Cukup dengan Bangun Jalan

Foto selembar maklumat tertulis yang ditandatangani Ketua MRP Timotius Murib itu diunggah ke Twitter oleh Febriana Firdaus, jurnalis sekaligus pegiat HAM.

Bacaan Lainnya

Maklumat tersebut berisi tentang “Seruan kepada mahasiswa Papua di semua kota studi pada wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk kembali ke Tanah Papua.”

Disebutkan bahwa maklumat itu dikeluarkan menyusul berbagai tindakan rasisme, kekerasan, dan persekusi dari aparat TNI/Polri, ormas, dan kelompok masyarakat yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, Semarang, dan Makassar.

Tanggung jawab untuk menjaga jati diri dan identitas orang asli Papua juga menjadi landasan dikeluarkannya maklumat tersebut.

Maklumat Majelis Rakyat Papua (MRP) - (Twitter/@febrofirdaus)
Maklumat Majelis Rakyat Papua (MRP) – (Twitter/@febrofirdaus)

Melalui pengumuman itu, MRP meminta seluruh mahasiswa asal papua yang belajar di luar pulau untuk pulang dan melanjutkan studinya di Papua.

“(MRP red) dengan ini menyerukan kepada mahasiswa Papua, bila tidak ada jaminan keamanan dan kenyamanan dari pemerintah provinsi, pemerintah kabuoaten/kota, dan aparatur TNI/Polri di setiap kota studi, maka diserukan, para mahasiswa untuk dapat kembali melanjutkan dan menyelesaikan studinya di Tanah Papua,” bunyi maklumat itu, yang disahkan di Jayapura pada Rabu (21/8/2019).

Berbagai aksi massa membela Papua belakangan ini terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Bandung, Semarang, dan sebagainya.

BACA JUGA : Kapal Zabag di Desa Lambur, Tertua di Asia Tenggara

Demonstrasi itu menyusul kericuhan serupa di Manokwari, Sorong, dan Fakfak, yang sama-sama dipicu insiden pengepungan dan penangkapan serta ujaran rasis yang menimpa sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang belum lama ini. (ndy)

Pos terkait