Ulasan Film Semi Fifty Shade of Grey

Ulasan Film Semi Fifty Shade of Grey

Setelah pertemuan pertama itu, Grey yang mengidap kelainan wikwikual dengan selalu bermesraan dengan kekerasan bahkan terdapat ruang khusus (yang ia sebut “Pain Room”), merasa jatuh cinta dengan Steele. Steele, menurut Grey, berbeda dengan gadis biasa. Selera Grey memang lain, ia menyebutnya, tidak pernah mau pada tipe wanita biasa.

Steele adalah sosok wanita cantik, diperankan oleh Dakota Johnson yang memang sangat cantik, menjadi daya pikat tersendiri film tersebut. Steele selain cantik juga sederhana. Kuliah di jurusan Sastra dan setiap hari menyambi bekerja di toko alat-alat rumah tangga. Dan, nah ini yang penting, Steele ternyata masih gadis.

Ada satu syarat yang diajukan oleh Grey. Setiap kali hendak bermesraan dengan wanita yang diinginkannya, yang menurut Grey sudah 15 wanita yang ia ajak ke “Pain Room” untuk aktivitas kekerasan wikwikualnya, harus menandatangani dulu kontrak. Begitu juga terhadap Steele. Grey memberikan kontrak untuk ditandatangani oleh Steele.

Bacaan Lainnya

Di situ dijelaskan rinci mengenai kesepakatan-kesepakatan dan batasan-batasan yang disetujui atau yang ditolak dari tingkat aktivitas wikwikual antara Grey dan Steele. Steele membaca itu dan menangis. Kenapa ia harus tertarik dan terikat hatinya pada Grey, pria ganteng dan mapan yang telah mencuri hatinya.

Steele tidak lantas menandatangani kontrak itu. Hingga akhir film kontrak itu tidak sempat ditandatangani. Meskipun tidak dengan kontrak, aktivitas bermesraan jalan terus.

Grey mengidap kelainan Sadomasokis karena trauma dengan masa kecilnya. Ia menceritakan pada Steele bahwa masa kecilnya sangat tragis: ibu kandungnya seorang pelacur dan ia sering melihat aktivitas wikwikual yang dilakukan ibunya. Hingga kemudian ia mengenal dengan seseorang yang mengajarinya bagaimana bermesraan dengan menggunakan alat-alat dari mulai ikatan, gantung, cambuk, dan sebagainya.

Pos terkait