635 Orang Meninggal dalam Tragedi Gempa Cianjur, Tim SARS Hentikan Pencarian

Tim SARS
Tim SARS saat mengevakuasi korban gempa Cianjur yang berhasil ditemukan. (ist)

Jambi Seru – Berdasarkan data terbaru, sebanyak 635 orang meninggal dalam tragedi Gempa Cianjur yang terjadi satu bulan yang lalu. Gempa berkekuatan Magnitudo 5,6 itu mengguncang Kabupaten Cianjur pada 21 November 2022 yang lalu.

Data 635 orang meninggal akibat tragedi Gempa Cianjur itu, berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa barat. Total tersebut adalah jumlah korban yang berhasil ditemukan.

Seperti diketahui, tim SAR gabungan pasca gempa terus melakuka pencarian korban hilang dan meninggal. Terakhir, tim menemukan tiga korban dalam keadaan meninggal dunia yang juga tertimbun longsor.

Bacaan Lainnya

Mengutip dari laman pikiran-rakyat.com (jaringan media indonesiadaily.co.id, partner jambiseru.com) dari artikel yang berjudul Satu Bulan Tragedi Gempa Cianjur, Korban Meninggal Dunia Tercatat Mencapai 635 Orang, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap warga yang dilaporkan hilang akibat gempa Cianjur hingga Selasa (20/12/2022).

Menurut keterangan dari Bupati Cianjur Herman Suherman, pencarian para korban kemarin, yang juga merupakan hari terakhir pencarian korban hilang tertimbun longsor itu dilakukan secara maksimal, meskipun hujan mengguyur di lokasi tersebut.

“Sampai hari terakhir, upaya pencarian lebih dimaksimalkan meski hujan sempat turun, tidak menyurutkan niat tim SAR gabungan untuk melakukan berbagai upaya pencarian,” katanya, dikutip pada Rabu (21/12/2022).

Sebagai informasi, status tanggap darurat bencana akibat gempa di Cianjur tidak diperpanjang oleh Pemkab setempat.

Menurut keterangan dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Fatah Rizal, masa tanggap darurat bencana dinyatakan telah berakhir dan kemudian akan dilanjutkan dengan masa transisi menuju pemulihan yang akan dimulai pada hari ini.

Keputusan tersebut sesuai dengan hasil rapat koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Meski demikian, Fatah Rizal menegaskan bahwa pihaknya akan tetap memberikan perhatian teruntuk para korban gempa Cianjur tersebut.

“Pemerintah akan tetap memperhatikan korban gempa yang masih bertahan di tenda pengungsian selama masa transisi, semua kebutuhan pengungsi korban gempa akan tetap dipenuhi pemerintah daerah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fatah Rizal meminta agar warga terdampak gempa yang rumahnya mengalami rusak ringan untuk dapat kembali ke rumahnya masing-masing. Warga pun dapat mulai kembali melakukan aktivitasnya seperti sedia kala.

Sementara, untuk warga yang rumahnya mengalami kerusakan erat, maka masyarakat dapat tinggal di tenda keluarga yang telah disediakan oleh pemerintah daerah. Nantinya, tenda keluarga tersebut dapat didirikan di lokasi pembangunan rumah sehingga tak berdesakan di pos pengungsian.

“Kami berharap warga kembali bangkit dengan cara kembali ke rumahnya masing-masing dan melakukan aktivitas seperti semula. Bagi mereka yang ke ladang dapat kembali ke ladang dan yang memiliki toko dapat kembali menjalankan usahanya,” ucapnya.

Sebagai informasi, gempa CIanjur tersebut menyebabkan 26.586 rumah mengalami kerusakan ringan, 16.058 rumah rusak sedang, dan 13.633 rumah rusak berat. (tra)

Pos terkait