Menelusuri Jejak Purbakala Geopark Merangin Sembari Menikmati Dahsyatnya Jeram Batang Merangin

rafting merangin
Rafting Geopark Merangin. Foto: Rian/Jambiseru.com
rafting geopark
Rafting Geopark Merangin. Foto: Rian/Jambiseru.com

Hari itu kami menggunakan 2 perahu karet yang berisikan dua keluarga, yaitu pak Dicky beserta istri bersama 2 orang putra dan 1 orang putrinya, kemudian saya dan bersama istri, kebetulan kami memilih rute panjang, untuk lebih puas menikmati jeram dan keindahan alam Geopark Merangin.

Setelah menggunakan perlengkapan safety dan mendengar arahan dari Samsul operator 2 Sahabat, Pria yang mempunyai julukan “Antu Aek” ini dan merupakan kru berpengalaman profesional tentang bagaimana jika nanti perahu yang kami tumpangi terbalik atau terpental dari perahu, apa yang musti dilakukan.

“Tidak perlu panik dan takut tenggelam, karena pelampung yang bapak ibu gunakan mempunyai daya apung sampai 100 kg, jadi jika nanti perahu terbalik, atau ada yang terjatuh akibat dihantam jeram, jangan panik, tetap tenang dan segeralah berusaha merapat keperahu, selama berada di perahu berpegangan ke BB tali yang disediakan, karena ini adalah perjalanan keluarga, kita akan mengambil rute nyaman nantinya,” jelas Samsul kepada kami.

Sebelum memulai perjalanan adventure ini, kami menyempatkan diri untuk berdoa, baru kemudian menaiki perahu untuk memulai perjalanan mengarungi Geopark Merangin yang terletak di Sungai Batang Merangin, salah satu sungai besar yang ada di Kabupaten Merangin.

Perahu kami berisikan tiga orang penumpang yang terdiri dari saya beserta istri, kemudian istrinya pak Dicky, dan perahu kami dikemudikan oleh Samsul.

Sayang kami beserta rombongan agak sedikit kecewa karena kondisi air Sungai Batang Merangin yang debitnya naik dan warnanya butek coklat susu. Namun disatu sisi kondisi debit air sungai yang naik sangat menguntungkan, karena jika terpental dari perahu akan memperkecil terjadinya benturan ke bebatuan dilokasi jeram, namun kurang mengasyikan bagi yang menyukai tantangan di lokasi arung jeram terbaik no 2 di Indonesia tersebut setelah Sungai Asahan Sumatera Utara.

“Semalam turun hujan di daerah huluan bang, jadi airnya keruh dan naek,”ujar Samsul yang mengerti kekecewaan kami tersebut.

Kedua perahu mulai bergerak, dan jeram pertama yang menyambut kami diberi nama “Jeram Amin”, sedikit horor penjelasannya, karena menurut keterangan Samsul sang pemandu perahu kami, jeram tersebut diambil dari nama wartawan TVRI Jambi yang meninggal saat terjatuh dari perahu saat meliput acara disana, perahu kami tidak melewati titik tempat jatuhnya Amin.

“Kita ambil rute nyaman saja, dan kita tidak melewati tempat Amin terjatuh,” lanjut pria berperwakan pendek gempal dan berkulit hitam ini lagi, sembari mengarahkan perahu ke sisi kanan Sungai Batang Merangin.

Jeram Amin berhasil kami lewati dengan mulus, hantaman dan ayunan arus sungai di jeram tersebut saat menghantam perahu yang kami tumpangi, mulai memicu adrenalin di dalam tubuh, selanjutnya hanya berjarak 100 meter, kami beserta rombongan kembali disambut oleh jeram Ganteng, Adrenalin semakin terpacu, ditambah lagi istri saya yang duduk dibagian depan bersama salah seorang kru terpental dari perahu.

“Jangan panik buk, tetap tenang, cepat merapat keperahu,” teriak Samsul kepada istri saya yang terjatuh dari perahu.

Mendengar instruksi tersebut istri saya yang terpental tidak jauh dari perahu dengan tenang langsung berpegangan ke perahu, kemudian Samsul bersama kru lainnya langsung menarik istri saya ke atas perahu. Setelah berhasil naik perahu, istri sayapun tertawa sumingrah.

“Asik dan seru, kalo dak jatuh rasanya kurang seru,” ujarnya sembari tertawa.

Kamipun melanjutkan perjalanan, tak berapa lama perahu yang kami tumpangi kembali disambut oleh jeram susu yang kembali memacu adrenalin, jeram susu berhasil dilewati dengan sukses, kemudian kamipun memasuki kawasan fosil Geopark Merangin, oleh para kru kami diajak singgah ke beberapa spot lokasi fosil yang menjadi ikon Geopark Merangin untuk bisa berswafoto.

Pos terkait