DPR Tolak Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Kelas 3

Anggota Komisi IX DPR, Marinus Gea. (Ist)
Anggota Komisi IX DPR, Marinus Gea. (Ist)

JAMBISERU.COM – Anggota Komisi IX DPR, Marinus Gea menegaskan, keputusan DPR untuk menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan khusus kelas 3 adalah wujud perlindungan kepada rakyat. Marinus melihat, peserta yang menggunakan BPJS kelas 1 dan 2 adalah orang yang tergolong mampu secara ekonomi, sehingga kenaikan iurannya lebih disetujui.

BACA JUGA2 Sopir Truk Jadi Tersangka Kecelakaan Maut Cipularang

“Sementara yang kelas 3, ini sebagai wujud perlindungan kita kepada rakyat yang memang memiliki kemampuan ekonomi rata-rata. Itu yang kita bela sebagai wakil rakyat. Kita tetap berjuang untuk kepentingan rakyat,” tegasnya, saat ditemui Parlementaria di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, dilansir dari laman Suara.com (media partner Jambiseru.com), Selasa (3/9/2019).

Bacaan Lainnya

Menurut Marinus, kenaikan iuran BPJS kelas 1 dan 2 ke depan, dipergunakan untuk membantu kelas 3, sehingga ia mengajak masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.

“Ayo kita sama-sama. Mari kita terus membantu rakyat kita yang harus ditolong melalui (BPJS) kelas 3,” ajak legislator dapil Banten III itu.

Terkait pembayaran iuran BPJS Kesehatan dengan autodebit rekening, ia menanggapi wacana tersebut sangat baik. Menurutnya, masyarakat bisa lebih mudah untuk melakukan pembayaran iuran BPJS.

Jika diberlakukan, tidak ada alasan lagi pengguna BPJS untuk tidak memiliki uang. Ironisnnya selama ini, ada perusahaan yang menurunkan informasi gaji pegawainya, sehingga iuran BPJS yang menjadi beban perusahaan menjadi lebih kecil.

BACA JUGAMantan Kades Kasang Lopak Alai Segera Disidang

“Saya kira itu sangat baik dan tidak merepotkan yang bayar, sehingga tidak ada alasan tidak punya uang dan tidak cukup gaji. Kita juga mendengar kemarin, bahwa banyak perusahaan yang menipu (informasi) gaji dengan menurunkan gajinya, sehingga iuran BPJS yang menjadi beban perusahaan menjadi lebih kecil. Kan tidak fair,” pungkas legislator PDI-Perjuangan ini. (ndy)

Pos terkait