Pemerintah Dinilai Lamban, Satu Lagi Anak Meninggal Karena DBD

Ilustrasi penderita DBD
Ilustrasi penderita DBD. (Ist)

Pemerintah Dinilai Lamban, Satu Lagi Anak Meninggal Karena DBD

JAMBISERU.COM, Kualatungkal – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), kembali menelan korban jiwa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Korbannya adalah salah seorang anak yang tinggal di lorong ikhsan, Kecamatan Tungkal Ilir.

BACA JUGASedang Asyik di Kamar, Warga Kumpeh Diciduk Polisi

Bacaan Lainnya

Dari informasi yang berhasil dihimpun, korban meninggal dunia pada Minggu (5/1/2020) lalu. Setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Menurut keterangan Rusdi, salah seorang warga yang juga tetangga korban, penyakit DBD sudah banyak menyerang warga. Sayangnya, penanganan dari pihak pemerintah atau dinas kesehatan cukup lambat. Sehingga menyebabkan adanya korban jiwa.

“Nampaknya harus menunggu korban dulu baru bertindak. Bukannya seharusnya mencegah lebih baik daripada mengobati,” katanya Kamis (9/1/2020).

Sampai sejauh ini, warga belum melihat tindakan dari pihak pemerintah. Bahkan untuk sekedar foging juga tidak terlihat. Kegiatan foging yang ada, merupakan inisiatif masyarakat dan bahkan anggota dewan, bukan dari pemerintah.

Padahal menurut Rusdi, masyarakat sudah meminta kepada pihak dinas kesehatan untuk melakukan foging. Sayangnya permintaan masyarakat tersebut tidak direspon.

“Kami warga jalan siswa minta fogging, tapi responnya lambat, dua kali dulu diminta baru ditanggapi. Itu pun obatnya kurang bagus. Soalnya nyamuknya belum mati, malah beterbangan. Biasanya seperti dulu nyamuk langsung mati,” ungkap Rusdi.

Sementara warga Jalan Kalimantan, Kecamatan Tungkal Ilir diungkapkan Rusdi mengalami hal yang sama. Parahnya lagi hingga saat ini belum mendapatkan respon.

Kemudian wartawan menginformasi kepada orang tua korban dan membenarkan hal tersebut.

“Iya benar, kata dokter di rumah sakit anak saya menderita DBD. Meninggal pada minggu (5/1/2020) siang,” ungkapnya orang tua korban yang minta namanya tidak ditulis.

BACA JUGA : Polisi Amankan Enam Pekerja PETI di Merangin

Sebelum meninggal dunia, anaknya sempat dirawat selama lima hari di rumah sakit. Sayangnya penanganan pihak rumah sakit gagal untuk menyelamatkan nyawa anaknya. (Tra)

Pos terkait