Kasus Novel Mandek, WP KPK Dorong Presiden Bentuk TGPF Independen

Penyidik KPK Novel Baswedan bersiap menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan menghalangi proses penyidikan perkara korupsi dengan terdakwa Lucas di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (10/1). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Penyidik KPK Novel Baswedan bersiap menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan menghalangi proses penyidikan perkara korupsi dengan terdakwa Lucas di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (10/1). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]

Jambi Seru – Ketua Wadah Kepegawaian KPK, Yudi Purnomo Harahap mendorong Presiden Joko Widodo untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) independen untuk menangani kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Yudi mengatakan sudah dua tahun pasca insiden penyiraman air keras namun pelaku belum juga terungkap.

BACA JUGAPenganiaya Audrey Selfie di Kantor Polisi, Psikolog: Mereka Ingin Perhatian

Yudi menuturkan untuk mendorong Presiden presiden segera membentuk TGPF independen, hari ini Jumat (11/4/2019) yang bertepatan dengan 2 tahun penyiraman air keras terhadap Novel, WP KPK bersama koalisi masyarakat sipil menggelar aksi di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta. Selain itu, nanti juga akan digelar acara musik dan deklarasi anti teror terhadap pemberantasan korupsi yang turut diikuti oleh tokoh-tokoh Nasional.

Bacaan Lainnya

“Kasus ini sudah terlalu lama, saatnya presiden mengambil sikap untuk membentuk TGPF independen,” tutur Yudi lewat keterangan resmi yang diterima Suara.com, Jumat (11/4/2019).

Yudi mengatakan acara tersebut rencananya akan digelar sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Kemudian, pada malam harinya akan kembali dilanjutkan dengan acara dialog kebudayaan yang dipimpin oleh Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun.

“Malam harinya, acara dilanjutkan dengan dialog budaya untuk mendorong penuntasan kasus Novel Baswedan yang dipimpin oleh Cak Nun bersama Novel Baswedan serta dimeriahkan musikalisasi puisi oleh Najwa Shihab,” ungkapnya.

Bersama dengan itu, Yudi mengungkapkan secara bersamaan rangkaian aksi menuntut pengungkapan kasus Novel juga digelar di berbagai daerah. Salah satunya, Aksi Kamisan yang digelar di depan Istana Negara pada pukul 16.00 WIB nanti.

“Aksi ini didukung oleh berbagai elemen tanpa mempersoalkan afiliasi terhadap pilihan presiden karena memang aksi ini bukan untuk tujuan politik tertentu,” tukasnya.

Untuk diketahui, kasus teror penyiraman air keras yang menimpa Novel Baswedan hingga kini masih menjadi misteri.

BACA JUGA : Ayah di Kumpeh Ulu Tega Gagahi Anak Kandung Berkali-kali

Polisi belum juga bisa mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

Novel diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai salat Subuh di Masjid Al Ihsan, dekat rumahnya di Jalan Deposito Blok T, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. (ndy)

Pos terkait