Waspada! Ada Potensi Pergerakan Tanah di Jakarta: Ini 10 Kecamatan yang Bakal Terdampak

Pergerakan tanah
Foto :Ilustrasi pergerakan tanah di Jakarta.

Ada pun daerah yang dimaksud meliputi:

– Jakarta Selatan: Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Pancoran, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.

– Jakarta Timur: Kecamatan Kramat Jati, dan Pasar Rebo.

Bacaan Lainnya

Sementara pergerakan tanah sendiri merupakan proses perpindahan massa tanah/batuan dengan arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan semula dikarenakan pengaruh gravitasi, arus air dan beban luar.

Potensi kerugian yang disebabkan oleh ancaman bahaya gerakan tanah pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu dapat mengakibatkan korban jiwa, luka, sakit, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat.

Ada pun mitigasi untuk mengurangi risiko bencana gerakan tanah sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari salah satu jurnal Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan (SEMITAN II), adalah sebagai berikut.

1. Mengatur sistem drainase yang tepat pada lereng untuk menghindari air hujan banyak
meresap masuk dan terkumpul pada lereng yang rawan longsor di daerah peneltian.

2. Melakukan penanaman vegetasi dengan jenis dan pola tanam yang tepat, misalnya untuk jenis tanaman yang disarankan pada kawasan rawan bencana longsor yaitu akasia, pinus,
mahoni, dan jati.

3. Khusus untuk daerah berlereng curam di lembah dapat ditanami bambu. Sementara pola penanaman yang dapat dikembangkan pada daerah lereng pegunungan dan tebing yaitu tanaman berakar dalam, bertajuk ringan, cabang mudah tumbuh dan mudah dipangkas (misalnya lamtoro, pete, sonokeling, dan kaliandra).

Baca Juga : Anak dan Istri Ismail Bolong Diperiksa: Kasusnya Disebut Lebih Besar dari Ferdy Sambo

4. Pada kemiringan lereng lebih dari 40 persen penanaman budidaya jangan berjarak terlalu rapat dan lebat karena dapat menambah pembebanan pada lereng sehingga menambah gaya penggerak tanah pada lereng di daerah penelitian.

5. Menerapkan sistem terasering yang bertujuan untuk melandaikan lereng.

6. Mengurangi faktor risiko dasar seperti: penutupan kolam ikan tanpa alas untuk mengurangi rembesan air ke dalam tanah dan beban massa tanah, penggenangan air, menggali, memotong, dan menggetarkan lereng, menanam/menebang pohon secara sembarangan. (tra)

Pos terkait