5 Hewan Langka yang Ada di TPS BKSDA Jambi, Begini Kondisinya

Foto: Yogi/Jambiseru.com
Foto: Yogi/Jambiseru.com

5 Hewan Langka yang Ada di TPS BKSDA Jambi, Begini Kondisinya

JAMBISERU.COM – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, telah membuat Tempat Penyelamatan Satwa (TPS). Lokasinya terletak di Jalan Lintas Sumatera, Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.

Baca Juga : Kronologis Penangkapan Bandar Ekstasi di Kota Jambi

Bacaan Lainnya

TPS ini berfungsi sebagai tempat sementara satwa liar yang dilindungi. Selain itu, TPS juga mempunyai ruangan medis dan tim medis, yang terdiri dari dokter hewan dan asistennya.

Pantau di lapangan, TPS tersebut, terdapat berbagai macam kandang yang terbuat dari besi dengan bentuk yang jarang-jarang. Kandang tersebut pun berguna untuk penampungan sementara satwa liar yang dipelihara oleh manusia untuk dilatih kembali sebelum dilepas ke alam bebas.

Kepala TPS, Syahron, saat ditemui, menjelaskan, tempat ini berdiri sejak tahun 2019 lalu. Namun, belum saja diresmikan.

“Secara seremonial belum. Namun tempat ini tetap beroperasi. Karena sebelum-sebelumnya sudah banyak orang yang membawa satwa liar ke sini,” jelasnya, Sabtu (31/5/2020).

Kata Syarahon, di TPS ini, sekarang ada 5 spesies, yang terdiri dari Buaya Sinyulong, Elang Bondol, Burung Kakak Tua Jambul Kuning, Beruang Madu dan Binturong. Semuanya berjumlah satu ekor.

Untuk Elang Bondol, saat ini mengalami infeksi di kaki kirinya. Karena pemilik sebelumnya telah memasang gelang yang bertali. Pihaknya pun juga akan melakukan operasi terhadap Elang Bondol tersebut.

“Kami akan melakukan ronsen terlebih dahulu, baru dilakukan operasi. Elang Bondol ini sudah terlatih untuk mencari makan sendiri. Di kandang kami letakkan ikan lele hidup di dalam ember untuk melatih insting liarnya,” ujarnnya.

Sementara, untuk Beruang Madu, Syaron mengatakan, pihaknya mendapatkannya dari hasil sidang di Pengadilan Negeri Tebo. Sebelumnya pihaknya sudah mensosialisasikan ke pemeliknya untuk dilepas liarkan. Namun sipemilik tidak mengindahkannya. Pada akhirnya pihaknya mengambilnya melalui meja hijau.

“Beruang madu ini sudah lama di pemiliknya sekitar 4 tahunan. Kami sudah mensosialisasikan melalui pendekatan persuasif, namun pemilik tidak mengindahkan,” terangnya.

Kata Syahron, untuk beruang madu ini sudah hampir sempurna untuk dilepas liarkan. Tinggal yang ada kendalanya, beruang ini masih respon terhadap suara manusia.

“Untuk insting cari makan sendiri dia sudah pandai. Dari cara memanjat dan mencium bau. Tinggal satu lagi ini yang kami latih, agar dia tidak terbiasa mendekat jika ada suara manusia, beruang ini jika ada suara manusia mendekat, dengan pemilik sebelumnya sangat lama. Kalo sudah terlatih, kami siap untuk melepas liarkannya,” katanya.

Sementara, untuk Burung Kakak Tua Jambul Kuning, pihaknya mengalami kesulitan. Kata Syahron, Burung Kakak Tua Jambul Kuning ini habitatnya di Pulau Papua.

“Kami, burung kakak tua ini mengalami kesulitan, karena sekarang ini ada corona. Jadi untuk pengiriman ke papuanya susah,” ujarnya.

Sementara pihaknya mendapatkan Burung kakak Tua Jambul Kuning ini dari pemilik yang sadar bahwa habitatnya bukan di Pulau Sumatera.

“Pemiliknya sadar dan mau memberikannya ke TPS ini untuk di lepas liarkan,” tambahnya.

Sharon mengingatkan, untuk semua masyarakat jika menemukan satwa liar yang dilindungi maupun tidak dilindungi, dan jika dipelihara. Segeralah memberitahukannya ke pihaknya.

Baca Juga : Corona Update, Sudah Enam Hari di Jambi Tak Ada Penambahan

“Jika dipelihara pemeiliknya segeralah serahkan ke TPS ini. Sebelum dilepas liarkan, kami akan memeriksanya dahulu dan melatih kembali insting liarnya. Setelah itu baru kami relese satwa tersebut,” tutupnya. (Yog)

Pos terkait