Dongeng : Cio Si Kucing Oyen Umrah oleh Monas Junior – Jambi

Ilustrasi dongeng Cio Si Kucing Oyen oleh Monas Junior - Jambi
Ilustrasi dongeng Cio Si Kucing Oyen oleh Monas Junior - Jambi

– Cerita dongeng “Cio Si Kucing Oyen Umrah” oleh Monas Junior* ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan peristiwa, itu adalah kebetulan belaka –

Cio namaku. Usiaku kalau tidak salah baru 1 tahun. Kau tak akan percaya bahwa sekarang, aku sedang di Mekkah, tak jauh dari Masjidil Haram.

Aku sedang berdiri di tepi jendela kaca yang tinggi, lantai entah berapa hotel ZamZam Tower ini. Mataku tertuju ke bawah, ke lautan manusia yang berkumpul di depan gerbang masuk Masjidil Haram.

Bacaan Lainnya

Burung burung merpati beterbangan saat para jemaah umrah melempari mereka dengan makanan burung. Sebagian yang penasaran melihatku, berusaha menyapaku dengan terbang lebih tinggi dan berputar di balik kaca jendela tempat aku duduk santai ini.

Aku menjawab salam merpati putih yang ceria itu sekenanya. Kau tahu, aku kucing oyen asli Indonesia, mana tahu aku bahasa Arab. Hahahaha…

Di bawah sana, kulihat Adil, anak majikanku yang masih SMP itu melambaikan tangan ke atas. Aku berdiri berusaha membalas lambaiannya, tetapi aku tahu, ini sia-sia. Adil tak akan bisa melihatku. Matanya tak setajam mata kucing seperti yang kumiliki.

Itu lambaian basa basi tapi selalu kurindukan.

“Ah, andai saja kucing boleh ikut tawaf dan sa’i…” harapku dalam hati.

Tuan tuanku menghilang sudah di balik lautan umat yang masuk gerbang Ka’bah.

Baiklah, aku berbalik badan. Ambil ancang ancang, dan… hup, melompat ke ranjang hotel yang kasunya sangat empuk.

Seperti biasa. Saatnya bermalas malasan, gaes…

Tapi nanti dulu. Kalian tentu penasaran, kenapa aku, Cio Si Kucing Oyen ini, bisa sampai ke tanah suci ini? Bagaimana ceritanya?

Kenapa? Iri? Hehehe… Tetapi oke oke, kuceritakan ke kalian semua.

***

Pos terkait