Dongeng : Cio Si Kucing Oyen Umrah oleh Monas Junior – Jambi

Ilustrasi dongeng Cio Si Kucing Oyen oleh Monas Junior - Jambi
Ilustrasi dongeng Cio Si Kucing Oyen oleh Monas Junior - Jambi

Sepulang pemakaman, di rumah yang luas ini, aku berkenalan dengan Ustad Henry. Paman Adil yang juga tak kalah baik hatinya.

Karena Adil anak tunggal, akhirnya Ustad Henry mengadopsi Adil. Dan sukurnya, ia juga bersedia mengadopsi aku, Cio Si Kucing Oyen yang penuh kemalangan.

Di rumah yang baru, aku dan Adil disambut dengan penuh hangat oleh 3 sepupu Adil. Mereka semua juga orang yang baik hati.

Bacaan Lainnya

Meski berkali kali menghadapi kemalangan, aku tak pernah lalai untuk terus bersholawat. Aku terus berdzikir dan bersukur kepada Allah SWT Sang Maha Pencipta. Ia Maha Baik, Maha Bijaksana dan pasti juga Maha Perencana.

Buktinya, 3 bulan kemudian, Adil, 3 sepupu, dan tentu saja Ustad Henry, bersiap siap berangkat umrah. Aku lupa bercerita, Ustad Henry, Ayahku yang baru ini, pemilik travel haji dan umrah. Kalau tidak salah, Rindu Haji nama travelnya.

Karena itu, ia dengan mudahnya mengajak Adil umrah. Sebagai hiburan dan upah kesabaran majikanku yang baik hati namun mendapat cobaan dari Allah itu.

Mereka semua sedang bersiap siap ke imigrasi untuk mengurus paspor, ketika Adil meraihku dan memelukku.

Cio. Kami pergi sebentar, ya. Tak lama, sayang, cuma 13 hari.”

Bisik Adil kepadaku. Aku menatapnya. Lalu menangis! Kau tahu kenapa aku menangis? Ya, aku takut kehilangan dia. Aku sudah begitu lelah kehilangan sosok yang kusayang. Aku letih.

Seharian itu aku menjerit jerit. Sehingga semua penghuni rumah panik. Terutama Adil.

Belakangan, Ustad Henry, Ayah baruku yang bijaksana ini, memelukku.

“Kamu mau ikut?” kata dia.

Aku… tentu saja tak tahu harus bereaksi seperti apa begitu mendengar tawaran itu. Aku cuma bisa menjilat dagunya sebagai tanda senang.

Dia tertawa lepas.

“Ya, sudah. Cio kita ajak. Nanti Ayah yang urus semua supaya dia bisa terbang ke Tanah Suci.”

Begitulah.

Tak butuh waktu lama, aku, Cio Si Kucing Oyen yang merana ini, tiba tiba bisa umrah dan menghadap langsung kepada Rasulullah. Bisa mengijakkan kaki di pekarangan masjid Rasul. Juga bisa berdiri tak jauh dari Masjidil Haram sambil menatap Ka’bah yang agung itu.(***)

* Monas Junior ialah nama pena dari Alpadli Monas. Seorang jurnalis tinggal di Provinsi Jambi. Monas Junior menerbitkan buku cerpen Aum (2001), Harimau Sumatera (2002), Apa yang Kau Lihat (2012) dan Novel Pemburu Emas : Legenda Bermula (2013).

Pos terkait