Doa Seputar Hujan

ilustrasi hujan
Ilustrasi hujan. Foto : Istimewa

JAMBI, Jambiseru.com – Doa hujan turun dan penjelasan hikmah dibalik turunnya hujan, sangat bermanfaat bagi mahluk apapun ciptaan Allah, termasuk manusia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat langit mendung beliau takut. Khawatir akan menjadi azab. Ketika melihat mendung pertanda akan turunnya hujan, Beliau berdoa agar hal itu membawa berkah.

اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Bacaan Lainnya

Allahumma shayyiban naafi’an.

Artinya: “Ya Allah, turunkan air hujan yang bermanfaat.” (HR Al-Bukhari)

Doa Ketika Hujan Lebat

Ketika hujan turun lebat, kita dianjurkan membaca doa yang diajarkan Baginda Nabi.

Perlu diingat, jangan sekali-kali mencela hujan atau menyebutkan keburukan yang akan dibawa hujan. Hujan tidak boleh dicela karena merupakan rahmat Allah Ta’ala.

Bacalah doa berikut ketika hujan lebat: اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا ,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ

وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Allahumma Hawaalaina walaa ‘alaina. Allahumma ‘alal akaami, wal Jibaali wazh zhiroobi, wa buthuunil awdiyati, wa manaabitisy Syajar.

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR Al-Bukhari)

Hikmah Ketika turun hujan turun hendaknya kita mensyukurinya dan menjadikannya momen untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda dalam Hadis dari Sahl bin Sa’d: “Dua doa yang tidak akan ditolak, yaitu doa ketika Adzan dan doa ketika turunnya hujan.” (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Kejadian apa saja yang terjadi di muka bumi telah tercatat dalam Lauhul Mahfudz sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Semuanya telah menjadi takdir dan kehendak Allah Ta’ala. Termasuk turunnya hujan, kapan terjadinya, di mana diturunkan, berapa intensitasnya dan bagaimana dampak dari hujan tersebut.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash, Rasulullah SAW bersabda: “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim) Adapun suara petir atau kilat termasuk tanda-tanda kebesaran Allah.

Ada tiga istilah untuk petir dan geledek yaitu Ar-Ra’du, Ash-Shawa’iq dan Al-Barq. Ar-Ra’du adalah istilah untuk suara petir atau geledek. Sedangkan Ash-Shawa’iq dan Al-Barq adalah kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir. Nabi pernah ditanya tentang Ar-Ra’du, lalu Beliau menjawab:

مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مخاريق مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ

Artinya: “Ar-Ra’du adalah Malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.” (HR Tirmidzi)

Ali karamallahu wajhah pernah ditanya mengenai Al-Barq. Beliau menjawab: “Al-Barq (kilatan petir) itu adalah pengoyak di tangann Malaikat.” Dalam riwayat lain dari Ali disebutkan: “Al-Narq itu adalah pengoyak dari besi di tangannya”. (nas)

Sumber: Sindonews.com

Pos terkait