Sempat Kecewa, Masyarakat Desa Tungkal I Berharap Pembangunan Pintu Air Dapat Bertahan Lama

20250601 150655
Proyek Pembangun Pintu Air RT 10, Desa Tungkal I, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjabbar, Foto: Put

Jambiseru.com, Tanjabbar – Proyek pembangunan pintu air di Parit 10, Desa Tungkal I (Satu), Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), sempat dikecewakan oleh Masyarakat setempat.

Pasalnya, pada saat melakukan perencanaan pembangunan pintu air tersebut tidak ada satupun melibatkan masyarakat setempat. Hal ini tentunya, dapat memicu kekecewaan terhadap masyarakat. Karena, proyek tersebut tidak sesuai apa yang diharapkan masyarakat.

Salah seorang masyarakat RT 10, Desa Tungkal I, yang enggan disebut namanya mengatakan, sebenarnya masyarakat disini merasa bersyukur dengan adanya bantuan dari Pemerintah untuk pengendalian ketinggian air melalui pembangunan pintu air di RT 10, Desa Tungkal I.

“Hanya saja, akan lebih baik dalam konsep perencanaan awal itu melibatkan Warga lokal. Soalnya, warga lokal itulah yang tau bagaimana kondisi alam di lokasi tersebut,” ucapnya.

Menurutnya, sebenarnya untuk saat ini konsep perencanaan tersebut hanya berupa selembar kertas. Pastinya, ketika di lapangan kondisinya banyak berbeda.

“Walaupun orang tau teori seperti ini, sekali turun di lapangan belum tentu teori itu bisa diterapkan 100 persen, dan itupun juga butuh penyesuaian,” sebutnya.

Dikatakannya, sebenarnya untuk kebutuhan konsep pintu air yang dibutuhkan masyarakat ialah sistem drainase, yang mana air nya kering tidak terendap. Karena, perkebunan kelapa desa Tungkal 1 sistem pengairannya air yang kering tidak tergenang.

“Kedepannya, kami berharap agar setiap perencanaan pembangunan agar melibatkan masyarakat biar bisa mendapat masukan agar kontruksi yg dibangun sesuai keinginan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, menurut pendapat masyarakat lainnya, ia berharap agar bangunan pintu air DesaTungkal I mutu betonnya bisa bertahan lama hingga berumur 30-50 tahun. Karena, daerah kami kadar air asinnya sangat tinggi. Sebelumnya, pintu air yang dibangun Pemerintah tahun lalu hanya kami nikmati 4-7 tahun saja.

Dampaknya, kebun kami rusak akibat pembangunan yang tidak berkualitas baik. Sebagai contoh, bangunan pintu air lama baru sekitar 10 tahun sudah Roboh betonnya patah mematah,” sebutnya.

Kemudian masyarakat berharap, kedepannya apabila ada pembangunan dalam bentuk fisik agar dapat melibatkan masyarakat setempat. Agar sesuai apa yang diharapkan masyarakat.

“Maksudnya, apabila perencanaan dari Pemerintah kurang sesuai, jadi kami selaku masyarakat setempat akan bisa menyesuaikannya,” ujarnya.

“Semoga kedepannya, pihak konsultan perencanaan bisa melibatkan kami, agar sesuai dengan harapan kami,” pungkasnya. (Put)

Pos terkait