JAMBI, Jambiseru.com – Wali Kota Jambi, Dr dr H Maulana menegaskan, komitmennya untuk menghadirkan pembangunan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat melalui konsep Community Based Development atau pembangunan berbasis komunitas.
Konsep ini menekankan partisipasi aktif warga dalam merencanakan, menentukan, dan melaksanakan pembangunan di wilayah masing-masing.
Salah satu program unggulan yang diusung Maulana adalah program Kampung Bahagia, yakni pemberian dana pembangunan sebesar Rp100 juta per RT setiap tahun.
Dana tersebut dikelola secara transparan melalui musyawarah warga untuk menentukan pembangunan yang menjadi prioritas di lingkungan mereka.
“Masyarakat Kota Jambi bisa ikut serta membangun kotanya sendiri. Dengan keterlibatan langsung warga, pembangunan menjadi lebih tepat guna dan menumbuhkan rasa memiliki,” kata Maulana.
Maulana menjelaskan bahwa, program tersebut bukan lahir secara tiba-tiba. Selama lima tahun menjabat sebagai Wakil Wali Kota Jambi, ia berkeliling ke seluruh pelosok kota untuk merumuskan pola pembangunan yang paling efektif.
“Saya melihat langsung dinamika dan kebutuhan riil masyarakat. Karena itu saya yakin, konsep ini adalah yang paling tepat untuk mengakselerasi pembangunan Kota Jambi,” sebutnya.
Maulana juga menambahkan, struktur forum RT yang selama ini telah dibangun secara solid akan menjadi ujung tombak keberhasilan program Kampung Bahagia.
Kata dia, jika dijalankan penuh, Program Kampung Bahagia diperkirakan akan menggerakkan dana lebih dari Rp156 miliar setiap tahun di seluruh RT se-Kota Jambi.
Perputaran dana dalam jumlah besar di tingkat masyarakat ini, diyakini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, mulai dari tenaga kerja lokal, UMKM, hingga penyedia jasa dan bahan bangunan.
“Bayangkan multiplayer effectnya. Dana yang berputar langsung di masyarakat akan memberi manfaat pada setiap lapisan, bukan hanya pembangunan fisik, tetapi juga pergerakan ekonomi,” jelasnya.
Dengan keterlibatan warga sejak tahap awal perencanaan, Maulana berharap hasil pembangunan nantinya tidak hanya digunakan, tetapi juga dirawat dan dijaga bersama.
“Ketika masyarakat ikut memiliki prosesnya, mereka juga ikut memiliki hasilnya,” pungkasnya. (uda)













