Opini : Mendalami Program Makan Bergizi Pemerintah

Faisal Andriansyah, mahasiswa UIN STS Jambi. Foto : dok pribadi
Faisal Andriansyah, mahasiswa UIN STS Jambi. Foto : dok pribadi

Opini ini ditulis oleh : Faisal Andriansyah *

Program makan siang bergizi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto telah menjadi sorotan publik sejak pertama kali diumumkan· Tujuan mulia dari kebijakan ini adalah untuk memastikan setiap anak sekolah di seluruh penjuru Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup, sehingga mendukung tumbuh kembang dan prestasi belajar mereka· Program ini merupakan langkah nyata pemerintah untuk mengatasi persoalan gizi buruk yang masih mengancam generasi muda, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar)·

Program ini akan dilaksanakan secara nasional mulai tahun ajaran baru 2025 di seluruh sekolah negeri dan sebagian besar sekolah swasta yang mau bekerja sama· Pemerintah menargetkan lebih dari 80 juta anak mendapatkan makan siang bergizi setiap hari· Anggaran untuk program ini diperkirakan mencapai ratusan triliun rupiah, yang tentu menjadi beban tambahan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)· Berdasarkan analisis dari Kementerian Keuangan, program ini bisa menyerap hingga 5% dari total belanja negara pada tahun berjalan·

Salah satu kelebihan utama dari program ini adalah adanya pemerataan gizi bagi anak-anak Indonesia, baik yang tinggal di perkotaan maupun pelosok desa· Selain itu, program ini diyakini dapat mendukung ketahanan pangan lokal dengan memberdayakan petani dan peternak daerah sebagai pemasok bahan baku· Namun, di sisi lain, implementasi di daerah menghadapi berbagai kendala, mulai dari keterbatasan infrastruktur, pengawasan distribusi makanan, hingga potensi penyalahgunaan anggaran·

Pakar pendidikan, Prof· Dr· Suyatno dari Universitas Negeri Yogyakarta, mengungkapkan bahwa program makan siang bergizi ini sangat relevan untuk memperbaiki kualitas pendidikan nasional· “Anak yang sehat akan lebih mudah menyerap pelajaran· Ini investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa,” katanya· Namun, ia juga menekankan perlunya pelatihan bagi pihak sekolah dalam manajemen logistik dan kualitas makanan·

Dari sisi hukum, analisis yang disampaikan oleh pakar kebijakan publik dan hukum administrasi negara, Dr· Hendra Saputra, menyebutkan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada regulasi yang kuat dan sanksi tegas bagi pihak-pihak yang menyelewengkan dana· “Tanpa payung hukum yang jelas dan pengawasan berlapis, program ini rawan dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab,” tegasnya·
Dampak terhadap APBN memang patut menjadi perhatian serius· Anggaran untuk program makan siang bergizi ini bisa menggeser prioritas pembiayaan di sektor lain, seperti infrastruktur atau kesehatan·

Pemerintah perlu memastikan bahwa pendanaan program ini tidak mengorbankan pembangunan sektor penting lainnya· Oleh karena itu, transparansi dan efisiensi penggunaan anggaran harus menjadi prinsip utama·

Di berbagai daerah, sudah muncul contoh konkret keberhasilan program serupa· Misalnya di Kabupaten Sleman, program makan siang gratis yang digagas pemerintah daerah berhasil meningkatkan angka kehadiran siswa hingga 95%· Hal ini membuktikan bahwa program makan siang bergizi memang efektif jika dijalankan dengan baik· Namun, di daerah lain seperti Papua, tantangan logistik menjadi penghambat utama, sehingga distribusi makanan kerap tidak tepat waktu·

Sebagai solusi, pemerintah pusat disarankan untuk menggandeng pihak swasta dan organisasi masyarakat sipil dalam pelaksanaan program ini· Kolaborasi tersebut dapat memperkuat sistem distribusi dan pengawasan· Selain itu, pemanfaatan teknologi digital untuk memantau distribusi dan kualitas makanan juga perlu dikembangkan agar program berjalan optimal·

Pada akhirnya, program makan siang bergizi adalah upaya besar yang harus didukung seluruh elemen bangsa· Dengan komitmen kuat, regulasi yang baik, serta pengawasan yang ketat, program ini dapat menjadi tonggak penting menuju Indonesia Emas 2045· Harapannya, anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing di era global·

Sebagai penutup, mari kita semua turut mengawasi dan mendukung program ini agar berjalan sesuai harapan· Makan siang bergizi bukan sekadar makanan gratis, tetapi sebuah ikhtiar untuk masa depan generasi penerus bangsa· Semoga program ini mampu membawa perubahan nyata di dunia pendidikan dan kesehatan anak-anak Indonesia.(***)

* Penulis opini ini ialah:

Nama : Faisal Andriansyah
Pendidikan : Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi
Program studi : Manajemen Pendidikan Islam

Pos terkait