Opini Musri Nauli : Seduduk

Perjalanan Betuah (38)
Musri Nauli. Foto: Istimewa

Jambiseru.com – Istilah Seduduk berasal dari kata duduk. Yang kemudian ditambahkan imbuhan “se”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata duduk diartikan meletakkan tubuh atau letak tubuhnya dengan bertumpu pada pantat (ada bermacam-macam cara dan namanya seperti bersila dan bersimpuh. Biasanya duduk di tikar)r. Duduk kemudian dapat diartikan “menduduki” dapat diartikan peringkat. Seperti menduduki peringkat kelas di Kelas.

Kata menduduki dapat juga diartikan tinggal atau mendiami rumah. Atau tempat tinggal.

Namun kata seduduk didalam kamus Besar Bahasa Indonesia sama sekali tidak ditemukan. Sehingga kata seduduk harus menggunakan berbagai tafsiran.

Bacaan Lainnya

Tafsiran pertama dapat dimaknai dengan meletakkan imbuhan se dan kata duduk sehingga menjadi seduduk. Menggunakan penafsiran makna seduduk maka dapat diartikan satu tempat, satu meja dan duduknya berdekatan.

Dapat juga diartikan sebagai teman satu duduk. Sehingga seduduk kemudian diartikan teman seduduk. Teman yang sering duduk bersamaan. Anak muda sekarang lebih suka menyebutkan teman nongkrong. Atau teman-teman yang biasa nongkrong barengan.

Didalam pergaulan sehari-hari, seduduk tidak sekedar teman-teman yang biasa nongkrong sehari-hari. Atau teman yang cuma sekedar nongkrong.

Namun lebih jauh lagi. Tafsiran teman seduduk diartikan sebagai simbol. Kiasan ataupun perumpamaan. Sehingga teman seduduk juga diartikan sebagai teman akrab. Teman sebaya.

Bahkan teman seduduk justru dikategorikan teman yang sejak Masih muda – biasanya belum mapan – yang berangkat dari nol. Ataupun keduanya belum menjadi apa-apa. Belum menjadi orang yang sukses atau orang yang berhasil.

Sehingga teman seduduk dapat diartikan sebagai simbol teman dari Kecil. Teman Setia sejak dari Kecil.

Dengan demikian apabila adanya ujaran yang mengatakan teman seduduk maka kita sudah bisa membayangkan betapa akrab ataupun karibnya kedua sahabat tersebut. Biasanya kedua tanpa batas. Dan itu tidak bisa diputuskan dengan relasi apapun.

Betapa kaya penggunaan kata didalam Bahasa Melayu Jambi. Selain belum didaftarkan kata seduduk didalam kamus besar bahasa Indonesia, menggunakan tafsiran harfiah (letterlijk) belum cukup menggambarkan betapa pentingnya simbol dan kiasan kata Melayu Jambi.

Dibutuhkan penafsiran yang mendalam, relasi yang mendalam tentang makna sebenarnya kata-kata.

Kata ini juga saya sering dengarkan dari beberapa tempat diluar Jambi. Biasanya lebih lengkap. Teman sedudukan ataupun teman seduduk. Namun mempunyai makna yang sama. (*)


Advokat. Tinggal di Jambi

Pos terkait