Opini Musri Nauli : Kata kamu

musri nauli
Musri Nauli. Foto : Istimewa

Jambiseru.com – Didalam persidangan kasus yang paling menghebohkan, saya tertarik dengan penggunakan kata “kamu” oleh Hakim terhadap terdakwa FS. Seorang yang “berpengaruh”, mempunyai kedudukan tinggi di Kepolisian sekaligus memegang dua bintang aktif di pundaknya.

Didalam makna harfiah, itu strategi Hakim untuk “meruntuhkan” mental sekaligus menempatkan terdakwa dalam posisi biasa didalam persidangan.

Dengan penggunaan kata “kamu”, ketika Hakim kemudian bertanya kepada FS sekaligus memberikan pendidikan kepada masyarakat adanya persamaan hukum terhadap terdakwa. Sekaligus memberikan “penekanan” kepada terdakwa bahwa terdakwa adalah manusia biasa yang menjadi terdakwa.

Cara ini cukup ampuh. Selain terdakwa yang nampak tersadar, cara ampuh berhasil kemudian menjadikan terdakwa kemudian tidak lagi menampakkan seorang yang berpengaruh.

Penggunaan kata “kamu” didalam diksi panggilan kepada terdakwa dapat dilihat didalam kamus bahasa Indonesia.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata kamu diartikan sebagai orang yang diajak bicara atau yang disapa. Kata kamu dapat dipadankan dengan kata engkau yang umum digunakan sebagai bentuk panggilan lain.

Kata kamu juga menunjukkan orang lain dalam jumlah lebih dari satu. Didalam pertemuan yang dihadiri lebih satu orang dalam pertemuan yang bersifat informal, maka kata kamu kemudian menunjukkan selain dari diri sang penutur, maka yang lain kemudian dapat dikategorikan sebagai “kamu”.

Namun dalam dialek Melayu Jambi, kata “kamu” adalah bentuk penghormatan kepada orang yang memang pantas dihormati.

Baik karena usianya diatas dari sang penutur maupun orang-orang yang dihormati ditengah masyarakat.

Didalam sebuah peristiwa, ketika saya dipanggil kamu oleh seseorang didalam percakapan sehari-hari, semula istri sempat protes.

“Kok dipanggil kamu ?”. Kurang ajar nian”. Akupun tersenyum. Justru dia memanggil kata kamu terhadap saya, sang penutur justru menampakkan rasa hormatnya.

Kata kamu memang sedikit berbeda dengan makna harfiah dengan kata kamu didalam kamus besar Bahasa Indonesia.

Namun penggunaan kata “kamu” dalam dialek Bahasa Melayu Jambi justur menunjukkan rasa hormat kepada yang dipanggil.

Sedangkan didalam posisi sejajar dalam interaksi sosial, kata yang diucapkan adalah “kau”.

Bukankah setiap tempat menunjukkan kekhasan tersendiri. Sebagaimana sering diucapkan didalam seloko “Dimana Bumi dipijak. Disitu Langit dijunjung. (*)

Advokat. Tinggal di Jambi 

Pos terkait