Ulasan Film Perang Yaman The Ambush atau Al Kameen

Film perang yaman The Ambush Al Kameen
Film perang yaman The Ambush Al Kameen

Jambi Seru – Berikut adalah ulasan film dari negara Yaman judul The Ambush atau bahasa Yaman-nya “Al Kameen”. Film aksi ini bercerita tentang perang di Yaman.

Meski berdasar kejadian di negara Yaman, namun film ini berlatar Amerika. Jalan cerita atau plot twist-nya tak kalah dengan film-film aksi barat lainnya.

Film The Ambush atau Al Kameen ini distrudarai oleh Pierre Morel dan Birtell bersaudara. Film ini diangkat dari peristiwa asli yang terjadi di negara Yaman pada tahun 2018 lalu.

Bacaan Lainnya

Baca juga : Sinopsis Film Hunter Killer 2018 : Pertempuran Kapal Selam Demi Presiden Rusia

Dikutip dari laman Cinemags.org (partner Jambiseru.com) judul “The Ambush (Al Kameen) mengingatkan betapa berdarahnya medan peperangan itu, film ini bercerita tentang Pangkalan Mocha, saat musim dingin tahun 2018. Saat itu pria dan wanita dari militer UEA dikerahkan untuk memberikan bantuan, bisa dikatakan para tentara Emirat sedang dalam semangat tinggi karena akan segera selesai mengerjakan tugasnya.

Saat patroli rutin terakhir mereka, tiga tentara; Ali, Bilal dan Hindasi disergap oleh militan bersenjata berat di rute mereka, di sebuah ngarai yang sempit.

Ali, Bilal dan Hindasi terluka, terperangkap dan berada di luar jangkauan komunikasi. Ketiga prajurit itu menyadari gawatnya situasi mereka.

Baca juga : Ulasan Film Keluarga Firestater 2022

Sedangkan di pangkalan, komandan mereka menerima kabar dan menyadari bahwa serangan terhadap patroli tentara UEA ternyata merupakan serangan yang terencana. Misi penyelamatan segera dilakukan, tetapi akankah dukungan dari udara dan darat mencapai orang-orang itu tepat waktu, dan apakah mereka mampu bertahan?

Membahas film ini tentunya terasa lebih pas jika membahas pula keterlibatan bersama Image Nation Abu Dhabi dengan AGC Studios sebagai rumah produksi asal Amerika. Inilah yang menyebabkan dana anggaran besar, adegan-adegan dalam film terlihat sangat nyata, sehingga ini membawa hanyut para penonton, merasa pula berada pada dalam posisi Ali (Marwan Abdullah), Bilal (Khalifa Al Jassem) dan Hindasi (Mohammed Ahmed).

Sutradara Pierre-Morel (‘Taken’), ‘dengan penulis Brandon Birtell (‘Furious 7’) dan Kurtis Birtell (‘Medal of Honour’), memang menghadirkan momen berdarahnya medan peperangan, yang sepintas lalu mengingatkan akan keotentikan adegan dalam Saving Private Ryan. Ini membuat ngilu penonton yang menyaksikannya.

Baca juga : Indo xxi, lk 21 dan “Perang” Kominfo yang Tak Kunjung Usai

Tentunya resiko pembuatan film kolaborasi dengan suasana asli ini tetaplah ada , namun terminimalisir melalui scoring dalam film yang khas Hollywood. Ini membuat penonton merasa familiar dan tidak membutuhkan banyak adaptasi untuk mengikuti film yang dibuat dengan tetap mempertahankan bahasa aslinya.

Pos terkait