FILM, Jambiseru.com – Jujur, nonton film Dune (2021) itu rasanya seperti dilempar ke dunia lain… dunia yang begitu megah, sunyi, tapi punya tekanan politis yang bikin dada ikut sesak. Denis Villeneuve, sang sutradara, bukan cuma bikin film, tapi bikin pengalaman—yang kalau kata warganet, “nggak semua orang siap menerimanya”.
Ini bukan film yang dikejar-kejar adegan aksi tiap lima menit. Bukan. Dune itu seperti menikmati kopi hitam pahit—pelan-pelan, tapi efeknya lama nempel di pikiran.
Dan di balik visualnya yang “ampun ini film atau lukisan hidup?”, ada cerita besar tentang politik, kolonialisme, perebutan sumber daya, dan takdir seorang anak muda bernama Paul Atreides.
—
Dune: Visual yang Bikin Merinding Halus
Kesan pertama?
AUTO TERTEGUN.
Villeneuve benar-benar gila dalam hal visual. Setiap frame—literally setiap frame—terlihat seperti wallpaper mahal. Gurun Arrakis bukan cuma latar; dia karakter itu sendiri. Angin, debu, gelombang pasir… semuanya hidup.
Adegan sandworm pertama kali muncul?
Waduh… itu bukan cuma menakutkan, tapi epik.
Yang menarik, film ini menyajikan keindahan visual tapi tetap menjaga nuansa “kesepian dan tekanan politik”. Seakan-akan gurun yang luas itu justru memperlihatkan betapa kecilnya manusia dan betapa besar konflik yang mereka ciptakan.
—
Ritme Film: Pelan Tapi Menggigit
Banyak orang bilang Dune itu lambat.
Dan… yes, memang pelan.
Tapi pelannya itu bukan karena kosong. Justru pelan karena penuh detail. Seperti kita lagi baca buku tebal, tapi setiap halaman berisi hal penting. Film ini membangun dunia dan konflik tanpa terburu-buru. Jadi ketika konflik meledak, rasanya dapet banget.
Kalau kamu tipe penonton yang suka film instan—tembak sana sini—mungkin awalnya akan ngantuk.
Tapi kalau kamu suka world-building yang matang… ini surganya.
—
Aktor-Aktor yang Pas, Nggak Berlebihan
Timothée Chalamet sebagai Paul Atreides benar-benar kelihatan seperti seseorang yang dibesarkan dengan kehormatan, tapi masih dihantui keraguan. Dia bukan tipe pahlawan yang sok jagoan. Dia rapuh, bingung, tapi punya tanda-tanda besar.
Rebecca Ferguson sebagai Lady Jessica… wah, ini ibu yang badass parah. Dia lembut, tapi punya kekuatan mengerikan lewat The Voice. Dinamikanya dengan Paul adalah salah satu kekuatan terbesar film.
Dan tentu saja…
Zendaya.
Walaupun cuma muncul sebentar, dia jadi simbol harapan masa depan Paul. Aura-nya kuat banget, bikin kita tetap kepikiran meski screentime-nya minim.
—
Tema: Politik, Kolonialisme, dan Sumber Daya
Kalau dilihat lebih dalam, Dune itu bukan sekadar film sci-fi.
Ini kritik sosial.
Arrakis punya spice—sumber daya paling berharga di galaksi. Semua bangsa ingin menguasai planet itu. Mirip-mirip negara yang punya minyak, emas, atau tambang strategis.
Penduduk asli Arrakis, Fremen, digambarkan seperti suku yang sering tertindas tapi punya kekuatan luar biasa.
Dan film ini bikin kita mikir:
Siapa sebenarnya penjajah? Siapa yang dijajah?
Dan siapa yang pura-pura jadi penyelamat?
Villeneuve meramu semuanya tanpa harus berteriak-teriak soal pesan moral. Tetap elegan.
—
Soundtrack: Hans Zimmer dan Keajaiban Suara
Kalau visualnya adalah mata,
maka musiknya adalah jiwa.
Hans Zimmer melakukan sesuatu yang… jujur… gila.
Dia memakai suara-suara etnis, teriakan, instrumen asing, dan ritme yang tidak biasa. Hasilnya?
Film ini terasa hidup.
Ada adegan waktu Paul berdiri di atas bukit pasir, angin bertiup, dan musik Zimmer mengaum… itu kayak “OMG… ini adalah momen sinematik yang bakal dikenang”.
—
Kesan Akhir: Dune Bukan Sekadar Film — Ini Fondasi Dunia Besar
Selesai nonton Dune (2021), satu hal yang terasa jelas:
Ini baru setengah cerita.
Tapi setengah cerita yang dibangun dengan serius, rapi, dan sangat meyakinkan.
Ada yang bilang film ini terasa “menggantung”…
Tapi bagi yang paham struktur trilogi atau karya epik, justru inilah tahap awal yang membuat kita lapar untuk melihat kelanjutannya.
Villeneuve menyusun semuanya seperti fondasi bangunan raksasa: kuat, detail, dan megah.
Kalau Dune: Part Two menyempurnakan semuanya, maka duologi ini bisa jadi salah satu karya sci-fi terbaik sepanjang masa.
—
Kesimpulan: Film yang Harus Ditonton Dengan Komitmen
Dune (2021) bukan film popcorn.
Ini bukan tontonan sambil main HP.
Ini film yang mengajak kita masuk dunia lain, memahami politiknya, merasakan atmosfernya, dan ikut hanyut dalam perjalanan Paul.
Dan sensasi “dibawa masuk ke Arrakis” itulah yang membuat film ini beda dari kebanyakan film sci-fi modern.
Lalu bagaimana cara nonton film ini.
Gampang. Buka browser, ketik yandex.com, setelah terbuka situs pencarian yandex, ketik “nonton film Dune (2021) sub indo”. Tinggal pilih website mana yang mau diakses. (gie)
Sumber : angsoduo.net













