Mantan Juara Tinju Dunia Sekarang Jadi Sopir Truk

mantan juara tinju
Riddick Bowe. (Ist)

Jambiseru.com – Para pecinta olahraga tinju, pasti tidak asing dengan nama Riddick Bowe. Dia merupakan seorang legenda tinju dan tercatat pernah menjadi juara dunia tinju kelas berat. Namun kesuksesan dan kekayaannya telah berakhir. Mantan juara tinju dunia ini sekarang menjadi sopir truk.

Semua kejayaan Riddick Bowe berakhir sejak 2005 silam. Saat itu ia menyatakan bangkrut dan seluruh harga kekayaan yang telah dikumpulkannya habis. Padahal sebelumnya ia cukup bergelimang harta.

Berita Jambiseru[dot]com Lainnya : Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (46)

Seperti diketahui, saat masih aktif bertinju, Bowe memiliki harta yang cukup berlimpah. Selain itu, ia juga memiliki rumah besar dan garasi yang dipenuhi oleh banyak mobil mewah. Penghasilan terbesarnya di atas ring terjadi saat ini berhasil memenangkan uang sebesar USD 40 juta, atau sekitar Rp 565 miliar.

Karena bangkrut, mantan juara tinju ini sempat memutuskan untuk kembali naik ring tinju. Ia juga pernah mencoba peruntungan dengan berkarier di dunia gulat. Saat itu, ia harus menghadapi Marcus Rhode, Billy Zumbrun dan Gene Pukall. Semua laga tersebut berhasil ia menangi.

Berita Jambiseru[dot]com Lainnya : Al Haris Juga Sapa Warga Desa Pompa Air dan Mekar Jaya Bajubang

Akibat hutang yang menumpuk, pria berjuluk Big Daddy itu juga sempat menjadi sopir truk dan sopir bus. Ini ia lakukan guna bisa membayar tagihan utangnya dan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Ketika menjadi sopir, Bowe sempat menjadi pusat perhatian dan sorotan publik. Pasalnya, Bowe sebelumnya merupakan pemilik rumah mewah dan tiga unit Rolls Royce. Sehingga aneh ketika ia harus berada di belakang kemudi mobil truk. Namun bagi Bowe itu adalah hal yang menyenangkan.

Berita Jambiseru[dot]com Lainnya : Viral, Video Adu Kambing Motor Vs Mobil di Tikungan

“Ya, saya sempat mengendarai truk. Saya menyukainya, itu sangat menyenangkan,” ucap Bowe dilansir dari The Sun.
Diungkapkan Bowe, dirinya merupakan pria biasa yang sehari-hari hanya duduk-duduk santai. Kemudian terlintas dalam pikirannya untuk memulai sebuah karier baru. Ternyata menjadi seorang sopir truk dan bus membantu pikirannya untuk bebas tanpa rasa khawatir.

Bowe juga menceritakan, jika dirinya pernah mengikuti keinginan kedua orang tuanya untuk menjadi seorang marinir. Namun upayanya itu harus kandas. Ia tidak bertahan lama di dunia militer. Mengikuti pelatihan selama tiga hari sudah membuatnya berhenti dan keluar karena tidak kuat.

Berita Jambiseru[dot]com Lainnya : Aduh, Nia Ramadhani Ternyata Tak Bisa Bikin Teh Manis

Kehidupan pria 53 tahun itu juga cukup berliku. Ia juga pernah meringkuk di balik jeruji besi penjara. Ini terjadi pada tahun 1998 silam. Saat itu Bowe sempat menculik istrinya, Judy dan juga kelima anaknya. Aksi kekerasan itu berujung pada tindak kekerasan. Ia menikam dada istrinya dengan sebilah pisau. Akibatnya, ia dijatuhi hukuman 18 bulan penjara.

Awalnya ia dan kuasa hukumnya sempat mengajukan keringanan hukuman. Hakim pun memutuskan hukuman 30 hari penjara. Sayangnya saat banding, hukuman kembali dibesarkan, sehingga ia harus menjalani masa tahanan selama 17 bulan.

Berita Jambiseru[dot]com Lainnya : Nasib Libur Panjang Akhir Tahun Ditentukan Sore Ini, Apakah Dikurangi?

Berkaca dari perjalanan karier dan keuangannya, Bowe kemudian menitipkan pesan kepada petinju dan atlet lainnya.
“Belajar untuk tidak mengeluarkan uang berlebihan. Jangan mencoba untuk mengesankan orang lain, jadilah diri sendiri,” ucap Bowe.

Karier profesional Bowe sendiri dimulai pada 1989. Nama Bowe semakin dikenal karena berhasil mengalahkan petinju hebat saat itu, Evander Holyfield pada 1992.

Petinju yang ternyata pernah menjadi teman satu kelas Mike Tyson ini berhasil mencatatkan 43 kemenangan dari 45 pertandingan dengan total 33 kemenangan KO.

Berita Jambiseru[dot]com Lainnya : Warga Ladang Peris Targetkan 75 Persen Suara untuk Al Haris-Abdullah Sani

Bowe hanya mengalami satu kali kekalahan pada laga rematch melawan Evander Holyfield di tahun 1993. (tra)

Sumber : Kumparan.com

Pos terkait