Habiskan Dana Miliaran Rupiah, Pasar Rakyat Sengeti Kini Terbengkalai

Pasar Rakyat Sengeti
Kondisi Pasar Rakyat Sengeti yang Terbengkalai. Foto : Ramadhoni/Jambiseru.com

MUARO JAMBI, Jambiseru.com – Dua tahun setelah diresmikan, pasar rakyat Sengeti yang terletak di Kelurahan Sengeti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi hingga saat ini tak kunjung difungsikan alias terbengkalai.

Pembangunan pasar semi modern yang menggunakan dana APBD sekitar Rp 4,9 milliar itu hingga saat ini belum di tempati dan pembangunannya bahkan terkesan sia-sia.

Pantauan di lapangan, kondisi dinding di pasar rakyat sengeti telah retak-retak ditambah lagi kondisi plafon yang sudah jebol. Keramik di beberapa lapak, juga terlihat sudah lepas.

Bacaan Lainnya

Tak hanya itu, beberapa dinding pasar juga tampak dipenuhi dengan coretan-coretan yang merusak keindahan pasar semi modern tersebut.

Ridho Septian, Ketua Persatuan Pemuda Pemudi Kelurahan Sengeti (P3KS) sangat menyayangkan pasar yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah itu hingga saat ini belum juga difungsikan.

“Mungkin karena jumlah lapak yang disediakan terlalu sedikit dan kecil sehingga membuat para pedagang enggan untuk menempati pasar ini,” kata Ridho Ketua P3KS, Rabu (15/2/2023).

Ridho menyarankan, pemerintah daerah harus segera mencarikan solusi terbaik agar para pedagang di pasar yang lama mau menempati pasar baru ini. Ia menyebut, jumlah lapak dan pedagang yang tidak sesuai sehingga membuat pasar baru ini belum difungsikan hingga saat ini.

“Pemerintah Daerah harus segera mencari solusi terbaik, agar pasar rakyat ini segera bisa difungsikan sebagaimana mestinya. Kalau bangunan tersebut tidak kunjung di tempati, lama kelamaan bakalan hancur dan akan dikhawatirkan bisa menjadi tempat muda-mudi melakukan hal-hal yang negatif,” ujarnya.

Pasar Rakyat Sengeti
Kondisi Pasar Rakyat Sengeti yang Terbengkalai. Foto : Ramadhoni/Jambiseru.com

Sementara, Sureni (42), seorang pedagang bahan pokok di pasar tradisional Sengeti lama menyebut, lapak yang disediakan di pasar yang baru terlalu kecil dan sedikit sehingga tidak memungkinkan untuk para pedagang berjualan di pasar yang baru.

“Bukannya tidak mau pindah, kalau realisasinya kemaren pas, mau kami pindah. Lapak yang disediakan tidak penuh. Misalnya, dagangannya ada 10 tapi tempat, yang disediakan ada 5, bagaimana kami mau pindah,” katanya.

Pria yang akrab disapa Bapak Indah itu menyampaikan, aspirasi dari para pedagang telah disampaikan kepada Pemerintah Daerah. Permintaan dari para pedagang sangat sederhana, cuma disediakan lapak yang cukup untuk kami berjualan.

“Kemarin sempat berdebat juga, permintaan kami tidak muluk-muluk, yang penting lapak yang disediakan cukup untuk kami berjualan cuma itu saja,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Suryati, wanita paruh baya yang sehari-harinya berjualan sarapan pagi di pasar lama itu mengatakan, lapak yang disediakan di pasar baru terlalu kecil sehingga tidak memungkinkan dirinya untuk berjualan di pasar yang baru itu.

“Kami bukan tidak mau pindah, lapak yang ada di pasar baru itu kecil, jadi bagaimana kami mau berjualan disana. Kalau lapak yang disediakan itu cukup, maulah kami pindah,” jelasnya. (uda)

Pos terkait