Cetak Rekor Muri, Ribuan Siswa di Muaro Jambi akan Bawakan Senandung Jolo Serentak

img20240321133329
img20240321133329

Muaro Jambi, jambiseru.com – Seni vokal tradisional Senandung Jolo yang berasal dari Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kumpeh, Muaro Jambi akan cetak rekor Musium Rekor Indonesia (Muri).

Senandung Jolo ini akan dipermainkan serentak oleh 1.000 siswa SMP di Kabupaten Muaro Jambi. Siswa SMP ini diambil dari 32 sekolah yang tersebar di 11 Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi.

Senandung Jolo ini seni vokal tradisional yang dikategorikan sebagai sastra tutur. Seni ini berbentuk sajian pantun yang diiringi alat musik gambang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaro Jambi, Firdaus mengatakan, dalam mencetak rekor Muri ini, ribuan siswa nantinya akan tampil di lapangan Bukit Cinto Kenang.

“Acara ini akan berlangsung pada tanggal 2 Mei 2024 mendatang. Di mana bertepatan dengan Hari Pendidikan,” kata Firdaus.

Firdaus menyebut, saat ini para siswa tengah mempersiapkan dengan latihan di sekolah masing-masing.

“Nanti mereka akan latihan serentak dua hari sebelum acara dimulai. Sekarang mereka masih latihan di sekolah masing-masing,” sebutnya.

Firdaus menyampaikan, tujuan dari ini untuk mengangkat dan mensosialisasikan seni Senandung Jolo kepada masyarakat luas.

“Karena ini seni dari Kabupaten Muaro Jambi,” katanya lagi.

Senandung Jolo merupakan kesenian yang berawal dari kebiasaan masyarakat dahulu yang sebagian besar mata pencarian behumo atau berladang di hutan.

Alat musik yang mengiringi ini adalah Gambang. Gambang merupakan alat musik sejenis perkusi yang terbuat dari beberapa bilah kayu. Gambang ini sebagai instrumen pertama untuk mengiringi vokal dari sebuah pantun yang diciptakan serta gong juga instrumen pertama yang berfungsi sebagai pengiring dari vokal sebuah pantun Senandung Jolo tersebut.

Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan zaman instrumen ini bertambah dengan menggunakan rebana siam dan gendang bermuka dua.

Penyajian Senandung Jolo ini digunakan pada saat berselang atau akan berlangsungnya perkawinan, pengukuhan adat pada hari-hari besar an berbagai acara-acar formal lainnya didaerah tersebut.

Senandung Jolo telah ada di Kelurahan Tanjung dan sudah berada diambangkepunahan karena tidak ada yang meneruskannya.

Hal ini disebabkan tidak adanya minat dan kecintaan anak-anak terhadap kesenian itu. Sebab, dilain pihak tidak ada inisiatif atau kurangnya perhatian para seniman tradisi untuk menularkan kesenian tersebut.

Karena itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaro Jambi Firdaus berharap dengan dilibatkannya ribuan siswa untuk bermain senandung Jolo secara massal ini, dapat memberikan motivasi bagi siswa lainnya untuk mengembangkan dan melestarikan budaya lokal Jambi tersebut.

“Kita sangat berharap sekali kepada siswa kita nanti dapat mengembangkan dan melestarikan budaya lokal. Baik dari kesenian maupun lainnya,” tutupnya.(uda)

Pos terkait