MERANGIN,JambiSeru.Com – Kualitas Pendidikan Merangin dipertaruhkan jika Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) terindikasi curang lolos. DPRD telah mendesak Pj Bupati Merangin mengambil sikap, namun belum ada kepastian. Sabtu (13/01/2024).
Mulai dari Ketua DPRD Merangin, Herman Efendy, Ketua Fraksi Gerindra sampai Ketua Komisi I dan Komisi II mendesak pembatalan P3K terindikasi curang.
Namun Pj Bupati Merangin, H Mukti malah melempar masalah ini ke Sekda Merangin. Padahal, Ia sudah memanggil OPD terkait untuk menindaklanjuti permasalahan ini.
Lucunya, Sekda Merangin justru bertemu BKN Regional VII Palembang di Rumah Dinas bersama 10 honorer terindikasi curang pekan ini.
Seolah mengabaikan DPRD Merangin, ketegasan pemerintah ini dinilai mempertaruhkan kualitas pendidikan Merangin.
Seperti yang disampaikan anggota Komisi II, Subadri saat pemanggilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Merangin, beberapa waktu lalu.
Dikatakan Subadri, ini akan menjadi masalah besar, jika nanti 10 orang yang terindikasi curang ini keluar SK-nya.
“Saya berpesan untuk besok, saat pemanggilan kepala sekolah, kami sepakat 10 nama ini dituntaskan,” katanya.
“Mohon maaf yang honorer di alam lain atau yang bukan honorer guru. Mohon maaf, masih banyak honor guru yang sudah belasan tahun,” tegas wakil rakyat dari NasDem itu.
Subadri meminta, permasalahan ini harus dituntaskan. Waktu yang semakin dekat, proses kelulusan akan berlangsung.
“Ini akan jadi bom waktu. Bagaimana kualitas pendidikan Merangin ini kedepan, jika mereka ini lulus?,”ujarnya.
Fenomena saat ini menurutnya, jelas seperti menanam bom waktu jika lulusan terindikasi curang tidak diberi ketegasan.
Hal ini tak lain, lulusan tersebut ada yang bukan guru aktif, dan ada pula yang honorer dari instansi lain. Seperti honorer Samsat, Dinas Sosial, Operator Sekolah, TU sampai Kepala Dusun (Kadus).
“Kualitas pendidikan Merangin ini entah jadi apa. Kita harapkan pendidikan Merangin lebih bagus, supaya meningkatkan SDM,” katanya.
Politisi NasDem itu mengingatkan pula, dampaknya jika lulusan PPPK Guru di Merangin itu mengajar di sekolah.
“Dari SDM pengajar tidak jelas, bagaimana anak didiknya, bagaimana mau bagus kualitasnya ke depan,”tandasnya.(do)