JAMBI, Jambiseru.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi Dr. H. Sudirman, SH, MH melepas ekspor komoditas unggulan Provinsi Jambi, pinang, sebanyak 36 ton ke negara tujuan Bangladesh, dengan total nilai setara Rp. 1,3 Miliar.
Pelaksanaan ekspor ini menurut Sekda Sudirman merupakan upaya Pemerintah Provinsi Jambi bersama swasta, masyarakat petani, dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) untuk saling mendukung dan bersinergi dalam peningkatan ekspor di Provinsi Jambi.
Hal tersebut disampaikannya saat Pelepasan Ekspor Komoditas Pinang dengan Volume 36 Ton atau sebesar Rp. 1,3 Miliar dengan Negara Tujuan Bangladesh oleh PT. Export Tani Nusantara, bertempat di Pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muaro Jambi, Selasa (25/11/2025) siang.
“Saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan pelepasan ekspor ini, terutama Perusahaan eksportir, PT. Export Tani Nusantara, Balai Karantina Pertanian, PT. Pelindo (Persero), Bea Cukai, BPS, perangkat daerah terkait Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Jambi serta semua pihak, dalam upaya kita bersama untuk meningkatkan nilai ekspor, khususnya di Provinsi Jambi,” ucap Sekda Sudirman.
Dikatakan Sekda Sudirman, untuk diketahui bersama bahwa Provinsi Jambi khususnya di wilayah pesisir timur dikenal sebagai penghasil komoditas pinang, dan Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah penghasil terbesar pinang di Indonesia.
“Provinsi Jambi merupakan penghasil komoditi pinang terbesar di Indonesia, ini didukung oleh iklim yang cocok untuk pertumbuhan pinang, juga cukup banyaknya para pengumpul dan pelaku usaha pinang di Jambi yang telah membangun jaringan perdagangan internasional,” katanya.
“Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, Nilai ekspor asal Provinsi Jambi pada Agustus 2025 tercatat mengalami kenaikan signifikan sebesar 12,76 persen dibandingkan Juli 2025. Peningkatan nilai ekspor tersebut dari US$171,32 juta pada Juli menjadi US$193,18 juta pada Agustus. Kenaikan ini terutama didorong oleh meningkatnya ekspor komoditi kopi, teh, dan rempah, kayu lapis dan olahan, pulp dan kertas, serta minyak dan gas (migas).
Sementara itu, kontribusi terbesar ekspor Jambi masih didominasi pertambangan sebesar 48,13 persen, disusul industri 44,46 persen, dan pertanian 7,41 persen. Secara rinci, ekspor industri ditopang minyak nabati (18,44 persen), pertambangan oleh migas (45,46 persen), dan pertanian oleh komoditi pinang (5,34 persen). Hal ini menggambarkan bahwa peran atau kontribusi komoditas pinang terhadap total ekspor Provinsi Jambi cukup besar terutama pada sektor pertanian,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut Sekda Sudirman juga berharap kegiatan ekspor ini tidak hanya merupakan kegiatan rutin dari Kementerian Pertanian, tetapi juga lebih pada upaya bersama untuk meningkatkan produksi ekspor serta meningkatkan added value (nilai tambah) komoditas dan produk-produk dari Provinsi Jambi, yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Jambi.
“Semoga pelepasan ekspor ini memberikan spirit atau energi baru untuk lebih memperluas jaringan ekspor dan meningkatkan nilai tambah serta nilai ekspor. Dan peningkatan yang signifikan ini, semoga tren positif ini terus berlanjut dan semakin banyak petani pinang yang merasakan manfaatnya, sehingga tujuan utama kita untuk mendukung perekonomian nasional dapat tercapai,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Badan BPPSDMP Kementan RI Dr. Idha Widi Arsanti, Sp, Mp menyampaikan, pemerintah pusat melalui Kementrian Pertanian terus melakukan berbagai upaya yang, termasuk pembukaan akses pasar melalui perjanjian perdagangan dan promosi ekspor.
“Permintaan global untuk pinang sangat menjanjikan dan terus tumbuh, terutama dari negara-negara seperti India, Iran, dan Bangladesh. Ekspor pinang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat, untuk itu Kementerian Pertanian aktif mendorong dan memfasilitasi ekspor pinang dengan berbagai negara,” ujarnya.
Sementara itu juga, Direktur PT. Export Tani Nusantara Al-Fiqie menyampaikan bahwa nilai jual pertanian menjanjikan karena potensi pasar yang besar, baik untuk kebutuhan pangan domestik maupun ekspor, didukung oleh tren gaya hidup sehat dan program pemerintah.
Menurutnya Sektor ini menawarkan berbagai peluang, mulai dari budidaya tanaman pinang, rempah-rempah, hingga bisnis bibit dan pengolahan hasil pertanian. “Dengan memanfaatkan teknologi dan manajemen yang tepat, sektor pertanian bisa menjadi sumber pendapatan yang stabil dan berkelanjutan,” katanya. (uda)













