Al Haris : Kita Akan Mekarkan Kerinci – Tabir – Bungo

Al Haris (dua kiri), kandidat nomor urut 3 Pilgub Jambi
Al Haris (dua kiri), kandidat nomor urut 3 Pilgub Jambi

A

Jambiseru.com – Al Haris, Bupati Merangin 2 periode yang kini jadi Calon Gubernur Jambi 2020 nomor 3 berpasangan dengan Abdullah Sani, menyatakan siap membantu pemekaran tiga kabupaten dalam Provinsi Jambi. Yakni, Kerinci, Merangin (wilayah Tabir) dan Bungo.

Baca Juga : Debat Kandidat Ditutup, Al Haris Cium Tangan Lalu Gandeng Fachrori Turun Panggung

Bacaan Lainnya

Bahkan, tekad itu Al Haris sampaikan dalam debat kandidat Calon Gubernur Jambi Tahap 1 di Swiss Belhotel, semalam, Sabtu (24/10/2020).

“Kita akan perjuangkan pemekaran Kerinci Ilir, Tabir dan Bungo,” ungkap mantan penjual martabak ini, saat menyampaikan penutup debat.

Beberapa waktu lalu, Al Haris yang mantan Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jambi zaman Gubernur Jambi Hasan Basri Agus ini, menjelaskan, tiga wilayah kabupaten tersebut memang terlalu luas. Sehingga, urusan birokrasi masyarakat ke pemerintahan jadi tidak efesien di sisi waktu.

BACA JUGA: Al Haris Si Penjual Koran Itu, Kini Jadi Gubernur Jambi

Apalagi, sejak sejarah Kabupaten Merangin (dulunya Sarolangun Bangko) berdiri, daerah Tabir Raya adalah transmigrasi yang sangat luas di zaman Presiden Soeharto. Sejak itu, Tabir mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang pesat, sehingga butuh pemekaran.

Masyarakat jadi kesulitan menjangkau ibukota kabupaten karena terlalu jauh. Waktu tempuh itu membuat urusan-urusan dokumen penting menjadi terabaikan di tengah masyarakat.

“Ini yang banyak jadi keluhan masyarakat. Makanya, kita akan perjuangkan pemekaran Kerinci, Tabir dan Bungo, supaya urusan birokrasi ke masyarakat jadi ringkas,” tegas Al Haris, lagi.

Menurutnya, sepanjang turun-turun ke pelosok daerah dalam Provinsi Jambi, masyarakat di tiga kabupaten itu rata-rata menyampaikan keluhan itu. Kesulitan mengurus dokumen penting karena jarak tempuh ke ibukota kabupaten terlalu jauh.

“Era baru ini menuntut semua menjadi ringkas, cepat dan efektif. Kita harus merubah pola pikir dan pola kerja, supaya tidak tergilas zaman,” tutup kandidat Pilgub Jambi 2020 ini.

Untuk diketahui, sejak maju di Pilgub Jambi ini, Al Haris cuti dari jabatannya sebagai Bupati Merangin. Posisinya kini diisi sementara oleh Wakil Bupati Merangin Mashuri.

 

Profile / biodata / perjalanan dan kisah hidup Al Haris

Kisah Si Tukang Martabak Jadi Bupati

Jika di sinetron ada kisah Tukang Bubur Naik Haji, di Jambi ada Tukang Martabak Jadi Bupati. Ini membuktikan bahwa siapapun kita, jika bersungguh-sungguh dan mendapat ridho Illahi, akan sukses pada waktunya.

Ia adalah Al Haris, Bupati Merangin dua periode. Sosok dengan hidup yang penuh perjuangan. Siapa sangka bupati ini dulu ialah salah seorang penjual martabak di Kota Bangko Kabupaten Merangin.

Ia juga pernah menjalani profesi sebagai penjual koran (Loper), tukang ganti oli, bahkan operator di RRI. Sejak merantau ke Bangko dari tanah kelahirannya di Desa Sekancing Kecamatan Tiang Pumpung Kabupaten Merangin, Haris -sapaan akrabnya-, memulai setapak demi setapak kehidupannya dengan penuh keringat, tangisan dan harapan. Sosok yang sangat menginspirasi.

Lulus SD tahun 1985, pria kelahiran Sekancing 23 November 1973 ini berniat menyambung sekolah di SMP Negeri, tekadnya baja, semangatnya membara. Meski ekonomi orang tuanya yang hanya petani kurang mampu menopang semangatnya bersekolah. Haris tetap semangat.

Putra tertua dari pasangan Zarkawi dan Hj. Zuriah ini mendaftar ke sekolah swasta setempat, SMP PGRI Sekancing yang berjarak sekitar 2 KM dari rumahnya. Kepala Sekolahnya sewaktu itu adalah Harun. Al Haris menghabiskan waktu sekolahnya dengan sangat padat.

Pagi ikut membantu ayahnya motong karet di kebun, jam 13.00 baru bersekolah. Selama tiga tahun aktivitas ini dilakukannya tanpa lelah. Dia tahu, suatu saat, kerja kerasnya akan membuahkan hasil. Impiannya untuk menjadi seseorang yang berguna terus melekat di jiwanya.

Dia lulus SMP tahun 1988, tahun berikutnya SMP PGRI Sekancing pun harus tutup. Al Haris berniat melanjutkan study ke SMA Negeri. Lagi-lagi semangatnya terhalang biaya. SMA Negeri waktu itu hanya ada di Kota Bangko. Jaraknya sangat jauh dari Sekancing.

Beruntung ayahnya mendukung, maka untuk mendukung sekolahnya, ayahnya menjual sebidang tanah untuk biaya pendaftaran dan membeli baju serta alat tulis. Berbekal uang seadanya. Haris berangkat ke Kota Bangko. Lulusan SMP itu sempat tercenung, ketika tahu bahwa SMA Negeri sudah tutup pendaftaran, dia terpaksa mendaftar ke SMA Swasta, SMA DB Bangko. Lokasinya di salah satu SD dekat kawasan Jam Gento.

Selama SMA, kehidupan sulung dari lima bersaudara ini semakin memprihatinkan. Al Haris terpaksa bekerja diluar jam pelajaran sekolah, untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari selama tinggal di Bangko. Jadilah profesi pertamanya sebagai karyawan disalah satu toko Kelontong Pasar Bawah, milik ibunda Kanceng (salah seorang Kabid di Dinas PU Merangin).

Al Haris Si Penjual Koran

Selama bekerja, ia digaji dengan beras. Al Haris memutuskan berhenti. Dia butuh uang untuk membayar SPP. Makanya usai itu ia melamar di Toko Buku Singgalang Bangko sebagai penjual koran (loper). Nah, dari sinilah dia mulai mengenal dunia media hingga akhirnya suatu saat ia dikenal oleh awak media massa di Jambi.

Sebagai loper koran, Haris diwajibkan mengambil koran dan majalah di pagi hari sekitar pukul 05.30. saat itu ia menjual koran Singgalang, Sriwijaya Post, Sentana, Sinar Pagi, Kompas dan beberapa majalah lain. Karena malu kepergok orang kampung yang melihatnya menjual koran.

Al Haris mengenakan topi yang mirip dengan serdadu Jepang (tertutup dibagian samping dan belakang kepala) dibulan pertama menjual koran. Setelah mengambil koran, pertama-tama ia berjualan di kawasan Pasar Bawah, dari toko-toko emas sampai toko-toko pakaian.

Dengan berjalan kaki mengitari Pasar Bawah, Al Haris menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam, usai itu dia berjalan kaki ke terminal bus di dekat Pasar Baru, disana dia kembali keluar masuk toko menawarkan koran yang dibawanya. Setelah terjual beberapa eksemplar.

Haris berjalan lagi menuju komplek perkantoran Bupati, SPBU, lalu ke perkantoran di Pematang Kandis. Hari mulai tinggi, keringat Haris bercucuran, rasa lapar mengerogoti perutnya. Karena berjualan koran hanya dapat keuntungan sedikit (kira-kira Rp. 50 sampai Rp. 100 per eksemplar).

Al Haris hanya mampu membeli nasi putih. Lauknya berupa kuah gulai tanpa isi yang dimintanya dari rumah makan. Kondisi ini terus dialaminya selama berjualan koran. Sisa uang yang didapat disimpan untuk membantu orang tuanya di kampung.

Sekitar pukul 12.30, Haris kembali ke rumah, waktu itu dia tinggal di rumah penjaga TK Pertiwi, lokasinya tak berapa jauh dari SMA DB Bangko. Pukul 13.00 Al Haris mulai bersekolah layaknya anak lain.

Saat di kelas tiga, Al Haris berhenti jadi penjual koran. Dia mulai fokus menjadi tukang ganti oli mobil di Toko Bram Motor. Selama bekerja, dia makan dan tinggal di toko itu, tak beberapa lama, dia pindah lagi ke Toko Edi Sarang Motor sampai akhirnya menyelesaikan ujian Ebtanas di tahun 1991.

Begitu mengantongi ijazah SMA, pemuda gigih ini nekat merantau ke Kota Jambi demi mencari pekerjaan. PT. Tanjung Johor Wood Industry (PT. TJWI atau PT. Sabak Indah), adalah perusahaan pertama yang diliriknya. Setelah memasukkan lamaran, menunggu beberapa saat, ternyata dia diterima. Tapi sayang, ketika mau mulai bekerja di Sabak, orang tuanya dikampung sakit, mendengar kabar itu Haris bergegas pulang ke Sekancing Bangko, pekerjaan di PT TJWI akhirnya dibatalkan.

Sekembalinya dari kampung, Haris kembali merantau ke Kuala Tungkal, disana ia melamar di pabrik ubur-ubur. Tapi karena dinilainya tidak ada prospek, sebulan kemudian dia berangkat lagi ke Kota Jambi, di Kota Jambi inilah dia memulai karis PNS.

Setibanya di Kota Jambi, Al Haris mendengar kabar penerimaan pegawai di RRI Jambi, secepat kilat dia memasukkan bahan, sewaktu itu yang diterima hanya lulusan SMP. Jadilah pemuda lulusan SMA itu melamar dengan ijazah SMP, dan ternya dia diterima. Tapi SK baru turun 1 tahun kemudian, sambil menunggu SK turun, Haris berangkat lagi ke kota Bangko.

Baca Selengkapnya KLIK DI SINI

(*)

 

Al Haris saat mencium dan menggandeng tangan fachrori seusai acara debat kadidat pilgub Jambi. Foto: Jambiseru.com
Al Haris saat mencium dan menggandeng tangan fachrori seusai acara debat kadidat pilgub Jambi.

 

Pencarian terkait : bupati merangin al haris, wakil bupati merangin, wakil bupati merangin 2019, profil mashuri wakil bupati merangin, arti al haris, merangin jambi, sejarah kabupaten merangin, ultah merangin, survei pilgub jambi 2020, pilgub jambi wikipedia, berita terbaru pilgub jambi 2020, pilgub jambi 2015, pilgub jambi demokrat, pilgub jambi, al haris, pilgub jambi pdip, pilgub jambi, gerindra, profil al haris, biodata al haris, perjalanan al haris, si tukang martabak jadi bupati, kisah hidup al haris

Pos terkait