Ditolong Istri Tentara, Kisah Ijam Korban Selamat Kerusuhan Wamena

Sejumlah pengungsi tiba di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (3/10). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah pengungsi tiba di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (3/10). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

JAMBISERU.COM – Kerusuhan yang meletus di Wamena, Papua memaksa para perantau untuk mengungsi dan pulang ke kampung halamannya, termasuk beberapa orang yang merupakan warga Kabupaten Sukabumi.

BACA JUGA: Jokowi Didesak Tekan Kapolri Usut Kejanggalan Tewasnya Pendemo DPR

Ijam (49) adalah seorang dari enam warga Kabupaten Sukabumi yang berhasil selamat saat kerusuhan terjadi di Wamena. Warga Kampung Gadog RT 2, RW 13, Desa Citarik, Kecamatan Palabuanratu ini masih mengingat saat kerusuhan pecah di Wamena pada 29 September 2019.

Bacaan Lainnya

Dia mengaku sempat berpapasan dengan anak sekolah yang katanya akan berdemo ke kantor Bupati Jayawijaya. Peristiwa itu terjadi saat Ijam sedang berjualan pakaian dan sendal dengan berkeliling menggunakan sepeda motor. Ijam pun mengaku berhasil selamat dari kerusuhan di Wamena setelah bertemu dengan istri tentara.

“Saya kira biasa saja, namun ternyata ada kabar kantor dibakar termasuk di pasar-pasar juga dibakar. Beruntung ada istri tentara yang menyelamatkan saya waktu kerusuhan itu dan disuruh menunggu kondusif terlebih dahulu,” kata Ijam seperti dikutip dari Sukabumiupdate.com–jaringan Suara.com (media partner Jambiseru.com), Sabtu (12/10/2019).

Setelah dirasa kondusif dan ada imbauan dari kepala suku agar tidak boleh anarkis, serta sudah banyak anggota polisi. Akhirnya Ijam pulang ke kosan yang tidak jauh dari markas Kodim. Suasana di daerah Wamena semakin mencekam, sehingga mengharuskan Ijam bersama teman-temannya mengungsi di Kodim.

“Bertemu teman-teman ini saja ketika persiapan mau turun dari Wamena di pesawat Hercules. Suasananya sudah tidak nyaman, setiap malam semua mengungsi ke Kodim,” katanya.

Ijam berencana akan kembali lagi ke Wamena jika suasana sudah mulai kondusif. Pasalnya, di Sukabumi belum punya usaha apa-apa, meskipun keluarganya tinggal di Sukabumi. “Di Wamena itu pendapatannya sangat menjanjikan,” kata dia.

Ia tinggal di Papua selama delapan tahun. Lima tahun di Jayapura dan tiga tahun di Wamena. Menurutnya masih banyak warga Sukabumi yang masih tinggal di Mawena.

“Ya masih banyak warga Sukabumi yang memilih tinggal di Jayapura setelah turun dari Wamena. Tetapi ada juga yang ingin pulang dari Wamena, cuma bantuan pesawat Herculesnya sudah ditutup oleh pemerintah daerah, jadi gak bisa turun. Sedangkan kalau menggunakan komersil harganya melonjak,” katanya.

Dari grup Paguyuban Sunda, tambah Ijam ada sekitar 100 orang warga Sukabumi, sedangkan warga Jawa Baratnya sekitar 250-300 orang. “Sebagai milih bertahan karena sudah ada juga yang sudah berkeluarga di sana,” ungkapnya.

BACA JUGA: Wiranto Tak Langsung Berdarah Setelah Ditusuk, Suryo Prabowo Jelaskan Alasannya

Ijam pulang dari Wamena dan mendarat di Bandara Soetta pada Rabu (9/10/2019). Dia pulang bersama beberapa warga asal Sukabumi. Mereka adalah Lili (49), Nurdin (26), Siti Masitoh (16) dan Dadang Darsita (44). Sementara warga lain bernama Tarsono sudah lebih dulu pulang ke kampungnya. (put)

Pos terkait