Jambiseru.com – Elon Musk, miliarder dan penasihat dekat mantan Presiden Amerika Serikat (AS), menegaskan dirinya tidak tertarik untuk mengakuisisi TikTok. Penegasan ini disampaikan melalui video di sebuah forum di Jerman dan dirilis pada akhir pekan lalu.
“Saya belum mengajukan tawaran untuk TikTok dan saya tidak punya rencana apa pun untuk apa yang akan saya lakukan jika saya memiliki TikTok,” ujar Musk,
TikTok saat ini menghadapi tekanan hukum di AS, yang menuntut pemisahan perusahaan dari pemiliknya di Tiongkok, ByteDance, atau larangan beroperasi di AS karena kekhawatiran keamanan nasional terkait data pengguna.
Mantan Presiden AS sempat menangguhkan penegakan hukum yang berpotensi membuat TikTok ilegal di AS, dan menyatakan terbuka jika Musk berminat membeli platform tersebut. Namun, Musk menyatakan ketidakminatannya.
“Saya pribadi tidak menggunakan TikTok, jadi saya tidak begitu mengenalnya,” kata Musk. “Saya tidak bersemangat untuk mengakuisisi TikTok.”
Musk, yang mengakuisisi Twitter (kini X) senilai US$44 miliar pada 2022 dengan alasan “kebebasan berbicara”, juga menyoroti isu lain dalam komentarnya. Ia menyebut inisiatif Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) sebagai “rasisme yang diberi nama baru,” dan menyatakan penentangannya terhadap segala bentuk rasisme dan seksisme.
Komentar ini muncul di tengah upaya pemerintah AS untuk menentang DEI di birokrasi federal. Selain itu, Musk juga menyatakan dukungannya untuk partai sayap kanan anti-imigran AfD di Jerman, sebuah tindakan yang kontroversial mengingat sejarah kelam negara tersebut.
Musk dikenal sebagai pendukung finansial utama mantan Presiden AS dan memimpin inisiatif pemangkasan anggaran pemerintah. Timnya, yang disebut “Departemen Efisiensi Pemerintah” (DOGE), menargetkan berbagai lembaga pemerintah dengan tujuan untuk melakukan efisiensi dan restrukturisasi.
Namun, upaya DOGE baru-baru ini diblokir oleh hakim AS, yang melarang mereka mengakses data pribadi dan keuangan jutaan warga Amerika yang tersimpan di Departemen Keuangan. (doo)