UKW dan Butuh Sistem Pengujian Khusus Untuk Wartawan Media Daring

Pengujian Khusus Untuk Wartawan Media Daring
PWI Jambi melaksanakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) pada 24-25 September 2021 di Hotel BW Luxury, Kota Jambi. Foto : Jambiseru.com

Toh, kerja jurnalis media daring yang profesional, sudah menerapkan mekanisme liputan mendalam atau indepth reporting.

Seperti dicontohkan di atas. Begitu meliput, seorang wartawan media daring harus menurunkan berita bagian per bagian per saat itu. Enjel per enjel ditulis sehingga kalau dikumpulkan, sudah berapa panjang naskah yang ditulis wartawan tersebut? Bukankah liputan seperti ini sama saja dengan liputan investigasi?

Sehingga, pada materi investigasi UKW bagi wartawan media daring, disarankan menerapkan sistem investigasi yang biasa dikerjakan media daring. Mungkin dari jumlah kru yang diturunkan serta pembagian tugas dan targetnya dengan deadline yang sangat singkat.

Bacaan Lainnya

Tajuk Rencana

Baiklah. Khusus ini mungkin tak terlalu memberatkan. Materi ini juga diberlakukan bagi wartawan tingkat utama. Tetapi, perlu kita pahami pengertian Tajuk Rencana itu sebenarnya apa?

Dikutip dari wikipedia.org, Tajuk Rrencana atau editorial adalah sebuah artikel pokok atau rubrik dalam surat kabar yang berisi pandangan redaksi terhadap kejadian yang sedang hangat dibicarakan oleh publik pada saat surat kabar diterbitkan.

Dalam tajuk rencana harus diungkapkan informasi atau masalah yang aktual, penegasan sebuah masalah dianggap penting, opini redaksi tentang permasalahan yang diangkat, kritik dan saran terhadap permasalahan dan harapan redaksi agar pembaca beperan dalam menyikapi masalah.

Kecenderungan isi tajuk tersebut dapat dilihat dari pembidangannya, bentuk isi pemberitaan, sasaran, skala dan ruang lingkup, serta ulasannya terhadap suatu permasalahan politik keamanan (polkam), pemerintahan, ekonomi dan industri (ekuin), sosial budaya (sosbud) serta kesejahteraan rakyat (kesra).

Tajuk rencana marupakan pandangan atau opini yang berupa dukungan, pujian, kritikan, bahkan cemoohan. Maka dari itu, untuk memperkuat opini dan memengaruhi pembaca agar menerima dan membenarkan pendapat penulis terhadap suatu masalah penting harus disertai alasan, fakta dan bukti-bukti yang meyakinkan.

Simpulannya, Tajuk Rencana adalah opini redaksi terkait berita hangat yang sedang berkembang dan juga yang diturunkan redaksi surat kabar. Sekali lagi, redaksi surat kabar atau koran.

Karena karakteristik Tajuk Rencana harus menerangkan satu berita yang diturunkan redaksi (kalau di koran biasanya terkait headline di halaman satu), bagaimana ini bisa diterapkan di media daring yang beritanya per hari bisa mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan! Dan semuanya headline!

Karena ada begitu banyak berita headline yang ditayangkan media daring, maka tema yang menguak juga sangat banyak dan beragam. Redaksi media daring tak bisa mengabaikan sekian banyak berita tersebut hanya untuk memilih 1 berita untuk ditulis tajuk rencananya.

Makanya, lumrah jika rata-rata media daring tidak menerapkan Tajuk Rencana lagi. Ini ibarat menyiram garam di laut. Sia-sia. Karena tentu pembacanya sedikit dan keyword atau muatan SEO-nya rendah.

Dari sini, mungkin materi Tajuk Rencana pada UKW khusus media daring, juga perlu dipertimbangkan ada atau ditiadakan.

Opini

Sebelum membahas opini, mari kita lihat perkembangan karakteristik pembaca di era digital ini.

Mereka adalah pembaca cepat, butuh yang instan. Singkat, jelas, padat, selesai!

Ini terlihat dari analytics google situs Jambiseru.com (media daring penulis). Satu artikel berita, dibaca paling lama 3 menit oleh 1 visitor/pengunjung situs. Rata-rata di menit ke 1, berita itu sudah ditutup. Itu artinya pengunjung sudah tidak membaca lagi berita tersebut.

Dari data itu, analisanya adalah, pembaca hanya membaca judul dan alenia pertama berita. Selanjutnya ada yang meneruskan ke alenia ke dua dan ada pula yang tidak.

Melihat itu, maka tentu saja artikel semacam Opini, akan sulit menemukan pembaca. Kalaupun ada, tentu pembaca yang memang suka tulisan semacam ini.

Makanya, ada situs-situs atau blog yang memberi ruang khusus atau forum untuk Opini atau tulisan dari pembaca. Semisal Kompasiana, Detikforum dan semacamnya.

Untuk itu, materi Opini, mungkin juga harus dipertimbangkan ada atau ditiadakan bagi wartawan utama berlatar media daring.

Demikianlah catatan yang tercecer dari pelaksanaan UKW PWI Jambi 2021. Bukan bermaksud menggurui, namun tulisan ini hanya sebagai ungkapan unek-unek pelaku media daring yang merasa “terpinggirkan” oleh UKW yang menyadur bulat-bulat sistem redaksi media cetak.

Semoga pada UKW-UKW berikut, media daring diberi porsi sesuai profesionalitasnya yang berbeda dengan profesionalitas media cetak.

Bravo Dewan Pers, Bravo UKW dan Bravo PWI. (*)

* Alpadli Monas adalah owner media daring Jambiseru.com. Pernah menjadi Pemimpin Redaksi di koran Jambi Independent. Berkecimpung di dunia media sejak tahun 1999. Menerbitkan buku Novel “Pemburu Emas: Legenda Bermula” 2016, Kumpulan Cerpen “Aum” 2001, Kumcer “Harimau Sumatera” 2002 dan Kumcer “Apa Yang Kau Lihat” 2012.

Pos terkait