Tokopedia Diretas, Pelanggan Kota Jambi Rame-Rame Pindah Aplikasi

tokopedia
Ilustrasi Tokopedia. (ist)

Tokopedia Diretas, Pelanggan Kota Jambi Rame-Rame Pindah Aplikasi

JAMBISERU.COM – Sejak kabar diretasnya aplikasi belanja online Tokopedia merebak, sebagian warga Kota Jambi yang jadi pelanggan aplikasi itu jadi cemas, Minggu (3/5/2020).

Baca Juga : Hati-hati! Seluruh Kabupaten-Kota di Provinsi Jambi Zona Waspada Covid 19

Bacaan Lainnya

Apalagi, beberapa pelanggan masih memiliki dana di aplikasi itu. Misalnya diungkap Febri (26), warga Mayang Kota Jambi.

“Yo apo di-hack. Wai, awak masih ado Rp 200 ribu di aplikasi tu,” ungkap Febri, kepada Biru (Jambiseru), Minggu.

Baca Juga : Gojek dan Tokopedia Kena Gugat Rp 2,8 Triliun

Ia mengaku tak tahu sama sekali soal peretasan aplikasi Tokopedia tersebut. Selain itu, ia juga tak menerima email peringatan dari pihak Tokopedia terkait akun miliknya.

“Kan mestinya Tokopedia ngasih tahu pelanggannya. Masak dijebol orang diam bae, dak beres Tokopedia ni,” beber Febri.

Ia mengaku setelah ini, akan segera pindah aplikasi lain. Supaya lebih aman bertransaksi. “Cari yang aman bae,” tuturnya.

Ady (27), warga Pattimura Kota Jambi juga mengakui hal sama. Ia tak diberitahu Tokopedia terkait peretasan tersebut.

“Kalau kayak gini, sah, besok-besok dak mau lagi pakai Tokopedia. Mending Blibli atau yang lain lah,” aku Ady.
Ia langsung mengecek akun miliknya. Awalnya memang kesulitan masuk Tokopedia, tetapi setelah beberapa kali dicoba akhirnya bisa juga.

“Pertamo-tamo kuubah pasword, sudah tu keluar dari Tokopedia. Apo makek aplikasi dak aman cam ini, besok-besok ntah camo lagi aplikasi ni,” beber Ady, lagi.

Untuk diketahui, kebocoran jutaan data pribadi itu dipublikasi oleh oleh akun Twitterr Under the Breach (@underthebreach). Menurut keterangan profil di akun Twitter, mereka mengklaim sebagai penyedia layanan pemantauan dan pencegahan kebocoran data asal Israel.

Akun tersebut mengatakan hacker berhasil mengambil data pribadi pengguna Tokopedia yang terdiri dari email, password yang di-hash, hingga nama lengkap si pemilik akun e-commerce. Semuanya dikoleksi pada dua bulan yang lalu.

“Peretasan terjadi pada Maret 2020 dan berimbas pada 15.000.000 pengguna, meski hacker bilang punya (pengguna) lebih banyak,” katanya di akun Twitter @underthebreach dilansir Kumparan.com.

Under the Breach juga menyertakan gambar dua screenshot atau tangkapan layar. Foto pertama soal posting-an si hacker di suatu forum internet, sementara foto kedua adalah data-data pribadi pengguna yang diambil oleh pelaku peretasan.

Baca Juga : Data 15 Juta Pengguna Bocor, Tokopedia Akui Ada Upaya Pencurian

Dari screenshot Under the Breach, si hacker yang namanya disamarkan memang mengaku punya database Tokopedia periode Maret 2020. Namun, ia tampaknya kesulitan membuka hash yang mengunci salah satu data, sehingga meminta bantuan sesama peretas yang bisa memecahkannya. (uda)

Pos terkait