Penyebab Bau Mulut

Penyebab Bau Mulut
Ilustrasi Bau Mulut. Foto : Istimewa

Perokok selalu memiliki bau yang tidak sedap. Hal ini juga dapat menghasilkan lesi di mulut & paru-paru yang menyebabkan bau mulut. Merokok meningkatkan karbon dioksida di rongga mulut & mengurangi tingkat oksigen, menyebabkan kondisi yang menguntungkan bagi bakteri. Merokok mengurangi nafsu makan & haus sehingga penyakit asam lambung sering terjadi pada perokok berantai.

16) Lesi di hidung & telinga:

Bau mulut kadang-kadang terlihat pada sinusitis (infeksi pada sinus para nasal). Dalam kasus bau mulut setelah hidung menetes adalah umum karena adanya protein dalam kotoran. Protein ini didegradasi oleh bakteri. Infeksi di telinga tengah dengan keluarnya nanah ke tenggorokan melalui tuba eustachius (saluran dari telinga tengah ke tenggorokan) juga bisa menyebabkan bau tak sedap. Rinitis kronis (infeksi selaput lendir hidung) dan benda asing di hidung juga dapat menghasilkan bau yang tidak sedap pada udara ekspirasi.

17) Diabetes melitus:

Hampir semua pasien diabetes menderita bau mulut. Lidah berlapis, borok & lapisan di mulut, peningkatan kadar gula dalam jaringan dll bertanggung jawab atas bau mulut. Pertumbuhan bakteri pada pasien diabetes sangat cepat daripada individu non diabetes.

18) Demam:

Bau mulut sering terjadi pada hampir semua demam. Bahkan demam akut dapat menghasilkan bau mulut. Bau mulut yang parah terlihat pada tifus. Penyakit menular lainnya seperti Tuberkulosis, AIDS dll menghasilkan bau yang tidak sedap.

19) Puasa & dehidrasi:

Mulut kering mendukung aktivitas bakteri. Jadi kondisi apapun yang menghasilkan kekeringan di mulut membuat nafas menjadi tidak enak. Meskipun partikel makanan diketahui menghasilkan bau mulut, puasa juga bisa menghasilkan hal yang sama. Produksi air liur juga berkurang selama puasa. Mengunyah dan menelan juga membantu menjaga kebersihan mulut.

20) Pasien yang terbaring di tempat tidur:

Pasien yang terbaring di tempat tidur menderita nafas yang mengganggu karena lapisan tebal pada lidah. asupan air juga terbatas pada pasien ini. Regurgitasi makanan memperburuk kondisi. Karena mereka berbicara lebih sedikit, aerasi di rongga mulut berkurang yang mendukung bakteri anaerob menjadi aktif.

21) Penyakit lambung & kerongkongan:

Pelepasan gas dan makanan menghasilkan bau yang tidak menyenangkan. Kelainan pada fungsi sfingter bawah dapat memungkinkan makanan untuk dimuntahkan ke atas sehingga menyebabkan bau mulut. Bau mulut juga sering terjadi pada gastritis, tukak lambung dan kanker lambung.

22) Penyakit usus:

Bau mulut sering terjadi pada pasien yang menderita lesi ulseratif usus seperti kolitis ulserativa. Penyakit lainnya adalah sindrom malabsorpsi tuberkulosis usus, peritonitis dll.

23) Penyakit paru-paru:

Penyakit paru-paru seperti radang paru-paru, abses paru-paru, bronkitis kronis, bronkiektasis, tuberkulosis, kanker paru-paru dll dapat menghasilkan bau tidak sedap selama ekspirasi.

24) Gangguan hati:

Penyakit hati seperti hepatitis, sirosis, dapat menyebabkan bau mulut. Penyakit kandung empedu dengan muntah juga menyebabkan bau yang tidak menyenangkan.

25) Pasien psikiatri:

Bau mulut sering terjadi pada pasien psikotik karena kebersihan yang buruk, kebiasaan makan yang tidak teratur, asupan air yang kurang dan lain-lain.

26) Gangguan somatisasi:

Ini adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan adanya gejala fisik yang menunjukkan penyakit medis. Pasien ini datang dengan keluhan fisik seperti nyeri, mual, sulit bernafas, bau tidak sedap dll. Kondisi ini didiagnosis setelah pemeriksaan pasien secara mendetail dengan semua pemeriksaan. Karena ini adalah gangguan psikiatri, maka harus ditangani dengan pendekatan psikologis.

Perhatian, artikel ini hanya sebatas informasi. Jika penyakit serius, hubungi dan konsultasikan ke dokter terdekat. (red)

Pos terkait