MIKROBIOMA: Usus Anda Adalah “Otak Kedua” yang Mengatur Suasana Hati

MIKROBIOMA: Usus Anda Adalah "Otak Kedua" yang Mengatur Suasana Hati
MIKROBIOMA: Usus Anda Adalah "Otak Kedua" yang Mengatur Suasana Hati.Foto: AI/Jambiseru.com

Jambiseru.com – Selama ini, kita menganggap otak sebagai satu-satunya pusat kontrol emosi. Namun, ilmu pengetahuan modern mengungkapkan bahwa sistem pencernaan—khususnya triliunan bakteri yang hidup di dalamnya, yang dikenal sebagai mikrobioma usus—memiliki pengaruh mendalam dan tak terduga terhadap suasana hati, stres, dan bahkan risiko gangguan mental.

Koneksi dua arah yang luar biasa ini disebut sebagai Sumbu Usus-Otak (*Gut-Brain Axis)*.

1. Sumbu Usus-Otak: Jalan Tol Komunikasi Dua Arah

Sumbu Usus-Otak adalah jaringan komunikasi biologis yang kompleks yang menghubungkan sistem saraf pusat (otak) dengan sistem saraf enterik (sistem saraf di usus). Komunikasi ini terjadi melalui tiga cara utama:

a. Saraf Vagus (Jalan Tol Fisik)

Saraf vagus adalah saraf terpanjang di tubuh yang bertindak seperti jalan tol fisik, mengirimkan sinyal cepat dari usus ke otak (dan sebaliknya). Kondisi usus yang meradang atau tegang dapat mengirimkan sinyal stres langsung ke otak.

b. Hormon Stres (Kortisol)

Ketika kita stres, otak melepaskan hormon stres seperti kortisol. Kortisol ini bergerak melalui darah dan dapat memperlambat kerja usus, mengubah motilitas (pergerakan) usus, dan bahkan memengaruhi komposisi bakteri baik di sana. Inilah mengapa stres sering memicu masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus (Irritable Bowel Syndrome / IBS).

c. Produksi Neurotransmiter (Pabrik Kimia)

Faktor yang paling mengejutkan adalah peran usus sebagai pabrik kimia. Sekitar 90% serotonin (hormon yang berkontribusi pada rasa bahagia dan kesejahteraan) diproduksi di usus, bukan di otak. Bakteri usus yang sehat berperan penting dalam memproduksi dan mengatur prekursor neurotransmiter ini. Ketidakseimbangan mikrobioma dapat mengganggu produksi bahan kimia yang mengatur mood.

2. Dysbiosis: Ketika Ketidakseimbangan Memicu Kecemasan

Dysbiosis adalah kondisi ketika keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat di usus terganggu.

* Peningkatan Peradangan: Bakteri jahat dapat merusak lapisan pelindung usus, menyebabkan kebocoran (leaky gut) dan memicu peradangan sistemik. Peradangan ini, ketika mencapai otak, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan.
* Gangguan Tidur: Serotonin yang diproduksi di usus adalah prekursor penting dari melatonin, hormon yang mengatur tidur. Dysbiosis dapat mengganggu siklus ini, menyebabkan masalah tidur yang selanjutnya memperburuk kesehatan mental.

3. Strategi Memperbaiki Mood Melalui Usus (Gut Health Diet)

Kabar baiknya, Anda dapat memengaruhi mikrobioma usus Anda melalui diet, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan mental:

* Konsumsi Prebiotik: Prebiotik adalah “makanan” bagi bakteri baik. Sumber makanan prebiotik terbaik adalah makanan tinggi serat seperti bawang putih, bawang bombay, pisang mentah, asparagus, dan kacang-kacangan.
* Tingkatkan Probiotik: Probiotik adalah bakteri hidup yang bermanfaat. Konsumsi makanan fermentasi seperti yogurt plain (tanpa gula), kimchi, tempe, dan kefir. Tambahkan probiotik secara bertahap ke dalam diet harian Anda.
* Prioritaskan Serat: Diet tinggi serat dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh sangat penting untuk menjaga keragaman mikrobioma.
* Kurangi Makanan Olahan dan Gula: Makanan tinggi gula dan lemak tidak sehat mendorong pertumbuhan bakteri jahat, yang memperburuk dysbiosis dan peradangan.

Dengan merawat usus Anda, Anda tidak hanya memperbaiki pencernaan, tetapi juga berinvestasi pada stabilitas emosional dan ketahanan mental Anda. (doo)

Pos terkait