Sinopsis Film Comic 8 Casino Kings Part 2 2016

Film Comic 8 Casino Kings Part 2 2016
Film Comic 8 Casino Kings Part 2 2016. (Ist)

Jambi Seru – Film Comic 8: Casino Kings part 2 tidaklah film yang hendak melegakan hasrat para komentator.

Film yang awal mulanya direncanakan cuma satu bagian, setelah itu dipecah jadi 2 bagian ini memanglah tidak dapat dibilang lebih bagus dari film perdananya, Comic 8 dari bidang joke atau pengisahan, tetapi film yang diproduksi oleh Falcon Pictures ini ialah salah satu film yang sanggup memicu pemirsa film Indonesia buat balik ke bioskop.

Dalam durasi 3 hari, separuh juta pemirsa lebih melihat sesi penting pertarungan para comic. Jumlah ini lalu meningkat lumayan cepat dari hari ke hari. Perihal ini setelah itu menimbulkan persoalan pengulangan yang senantiasa muncul: Apabila mutu film dikira seburuk itu, kenapa banyak pemirsa yang beramai- ramai nonton? ataukah barangkali hasrat pemirsa Indonesia mayoritas( yang ke bioskop) menggemari mutu yang semacam itu? mengenang London Love Story juga mendapatkan penghargaan yang bagus, sementara itu dengan cara mutu dikira selevel FTV biasanya.

Bacaan Lainnya

Pasti tiap orang memiliki tanggapannya individual hendak persoalan itu, tetapi buat perkara yang itu aku menarangkan lebih lanjut di catatan selanjutnya. Dalam catatan ini aku hendak mangulas film ini terbebas dari perkara layak ataupun tidak layak menemukan pemirsa yang besar sebab tiap film berkuasa menemukan penghargaan positif dari bidang jumlah pemirsa.

Film lawakan yang mulai tayang 3 Maret ini kisahnya sedang meneruskan ekspedisi para comic yang terperangkap di hutan sebab The King serta Dokter Pandji. Di sana mereka( Arie Kriting, Babe Cabita, Mongol Stress, Fico Fachriza, Bintang Bete, Ge Pamungkas, Kemal Palevi dan Ernest Prakasa) menemukan banyak halangan kala menempuh tujuan dari Indro, salah satunya merupakan The Hunters. Untuk menuntaskan tujuan, satu persatu mereka juga wajib mengalami musuh- musuh kokoh yang jumlahnya sedemikian itu banyak.

Berlainan dari yang awal, bagian kedua dari Casino Kings ini jalur ceritanya enteng serta gampang diduga. Tidak hanya itu, apabila dalam film awal serta sekuelnya Part 1, Comic 8 sedang hadirkan tawa melalui perbincangan satir versi stand up comedy, di Part 2 ini daya perkata itu berganti jadi serangan serta bermacam aksi konyol serta lucu para pemeran. Pada Part 2 film yang disutradarai oleh Anggy Umbara ini lebih melayankan deretan dasar libas dari para comic serta beberapa bintang besar yang lain.

Banyak segmen yang sanggup memperkenalkan gelak tawa, tetapi tidak sedikit pula joke yang disajikan jadi materi tertawaan, bukan sebab kelucuannya, melainkan kegaringannya. Segmen yang banyak memanen tawa merupakan kala pertarungan dampingi Yayan Ruhian serta Babe Cabita, ataupun juga obrolan The King( Sophia Latjuba) serta Dokter Panji, dan tidak tertinggal drama Isa( Donny Alamsyah) serta Bella( Hannah Angkatan laut(AL) Rashid), serta sedang banyak lagi yang hendak memancing tawa.

Di lain bagian, lawak pintar versi stand up dalam film ini memanglah tidak terdapat. Tidak bingung apabila banyak yang mempersoalkan: kenapa lawak yang tertuang tidak mencerimkan para comic. Alasannya perbincangan“ pintar“ serta narasi sudah dihabiskan di bagian lebih dahulu, alhasil di part 2 cumalah penanganan bermacam bentrokan yang tertata apik di dini. Seandainya itu tidak dipecah bisa jadi hendak jadi film yang aksi. Sayangnya jalan keluar yang terpaksa tidak tahu demi profit ataupun permasalahan lama ini berakibat minus kepada mutu film itu sendiri.

Dari ranah akting, film yang mengaitkan bintang film serta aktris terkenal, dan comedian ini perkaranya sedang serupa dari film lebih dahulu, ialah sebagian aktornya berakting amat lazim, tetapi terdapat yang mencuri atensi semenjak kemunculannya di part 1 sampai bagian kedua ini, ialah Prisia Nasution. Aktris yang berfungsi selaku Interpol ini sedemikian itu ahli memainkan cirinya. Bagus, kala berdialog dengan aksen melayu atau segmen pertarunganya yang menawan.

Sebaliknya, untuk para fans Barry Prima ataupun Willy Dozen rasanya wajib menahan. Bintang peperangan yang sempat berjaya ini tidak tampak sebaiknya andalan. Mereka ditantang buat melucu dengan seluruh keterbatasannya. Kesimpulannya hasilnya tidak semacam andalan, dan tidak pula nampak selaku pembunuh handal. Dapat dikatakan serba setengah- setengah kehadirannya.

Tidak hanya itu, sayangnya perihal ini pula kurang dibantu dengan cara maksimum dari bidang editing. Cesa David Lukmansyah serta Bounty Umbara nampak sekali tergesa- gesa menata segmen untuk segmen. Tidak tahu sebab durasi yang tidak lumayan ataupun sebab aspek lain, Cesa, pengedit yang sempat menyabet piala pandangan, katagori editor terbaik( Get Married serta Soekarno) serta Bounty ini menciptakan mutu yang separuh matang.

Pos terkait