Duka Ayahnya R, Pahlawan Cilik yang Tewas Melindungi Ibunya
Jambiseru.com – Kisah heroik yang dilakukan R, bocah cilik yang tewas saat melawan pria yang akan memperkosa ibunya, masih menyisahkan kesedihan. Duka mendalam juga sangat dirasakan FF, ayah kandung R.
Ternyata menurut ayahnya, R memang memiliki sifat pemberani. Apalagi jika itu bersifat melindungi keluarga. Karena sejak kecil, bocah 9 tahun itu sudah menunjukkan sifat tersebut.
Baca Juga : Ini Jumlah Mie Instan yang Boleh Dikonsumsi Sehari Menurut Dokter
“Dia memang pembela, saya yakin betul anak saya itu begitu,” kata FF sambil mengangkat wajahnya yang menahan tangis.
Dikisahkan FF, ia sudah dua tahun bercerai dengan ibunya R. saat itu, R masih berusia 5 tahun. Dulu saat dirinya belum bercerai, R kerap membela ibunya saat mereka bertengkar. Ia pun senang berbagi, baik dengan keluarga ataupun teman.
“Waktu sama dulu, kalau kami ribut (dengan istri), R pasti membela Ibunya. Tak mau lagi nurut sama saya,” ucap FF.
Namun, pada 4 Oktober 2020, DN datang dan meminta izin membawa R ke Banda Aceh untuk tinggal bersamanya dan bersekolah di sana. Saat itu, DN mengutarakan niatnya ini kepada mantan ibu mertuanya, karena FF sedang tidak di rumah. Setelah diizinkan, DN langsung mengurus surat pindah sekolah anaknya. Beberapa hari setelah R pindah ke Aceh, FF masih berbincang dengan anaknya lewat sambungan telepon.
“Dijawabnya betah, dia bilang ‘mau sama Mamak di Aceh’. Begitu dapat kabar R meninggal dunia dan jenazahnya ditemukan di Sungai Gampong Alue, Langsa, Aceh Timur, terkejut kami semua. Katanya tinggal di Banda Aceh,” kata FF.
Bersama Ayahnya, FF langsung berangkat ke Langsa. Mereka mengantarkan R ke peristirahatan terakhir. Isak tangis dan doa-doa mengiringi sepanjang pemakaman.
“Anak saya ini memang pembela, saya percaya kematiannya tak sia-sia, karena membela Ibunya. Saya dan keluarga ikhlas melepasnya,” kata FF dengan mata berkaca-kaca.
FF Laki-laki berumur 30 tahun itu kembali mendongakkan kepalanya menatap langit-langit rumah. Sebelum dibawa Ibunya, R sempat merayakan ulang tahunnya bersama Ayah, adik dan kakek-neneknya. FF sampai menjual telepon selulernya untuk membeli kado.
“Saya buat acara kecil-kecil dan membelikan R hadiah. Rencana handphone untuk belajar daring, tapi dia minta dibelikan mobil remote,” kata FF.
Sebelum berangkat ke Aceh, mobil remote control warna biru itu dititipkan R juga untuk adiknya.
“Dia sayang sekali sama adiknya, selalu akur. Saya heran juga, kenapa dia pesankan sama neneknya, kalau mobil-mobilan itu untuk si adik,” ujar FF.
Firasat sang ayah Beberapa hari sebelum kepergian R, FF merasakan firasat yang mengganggu pikirannya. Dia menolak tawaran kerja keluar kota.
“Perasaan saya waktu itu harus tetap di Medan. Entah kenapa berat kali mau pergi jauh-jauh,” kata dia sambil menunduk.
FF mengutuk perbuatan pelaku yang tega membunuh anaknya dan memerkosa mantan istrinya. Menurut dia, pelaku tidak layak dianggap manusia, karena membunuh anak tak berdosa dengan cara tragis.
Baca Juga : Shakhtar Donetsk Pecundangi Real Madrid
“Binatang saja tak tega kita begitukan, ini tidak layak dianggap manusia,” kata FF.
Seperti diberitakan, pelaku Samsul Bahri memerkosa DN dan membunuh R pada Jumat (9/10/2020). Awalnya, Samsul berupaya memerkosa DN. Saat itu, R yang tidur di samping ibunya terbangun dan melawan pelaku. Namun, R dibacok oleh pelaku. Tubuhnya dibawa oleh pelaku dan ditemukan dua hari kemudian dalam keadaan meninggal dunia.(tra)
Sumber : Kompas.com