Ahli Epidemiologi UI Sebut Ada Kebohongan Data Pasien Corona

dokter pandu
Dokter Pandu Riono, Dosen Epidemiolog UI. Foto: Istimewa

Ahli Epidemiologi UI Sebut Ada Kebohongan Data Pasien Corona

JAMBISERU.COM – Laporan data pasien positif corona yang diumumkan pemerintah, mendapat kritikan. Bahkan menurut ahli epidemiologi FKM UI, Pandu Riono ada kebohongan dalam penyampaian data tersebut.

Baca JugaBuka Pendaftaran Pilgub Jambi, As’ad : PAN Punya Pertimbangan Tersendiri

Bacaan Lainnya

Ia pun ikut mengkritisi apa yang diumumkan pemerintah terkait data perkembangan kasus COVID-19 setiap hari. Sebab menurutnya, data yang disampaikan tersebut, tidak sesuai dengan ilmu wabah atau epidemiologi.

“Keterlambatan pemeriksaan lab serta keterlambatan sampai diumumkan. Juga berkali-kali ditumpuk pengumumannya. Tidak ada niat mengumumkan dengan benar sesuai dengan ilmu wabah (epidemiologi), prinsip statistik kesehatan publik,” kata Pandu dalam akun Twitternya, Jumat (12/6/2020).

“Kebohongan terjadi setiap hari, dan publik menikmati.” sambungnya.

Baca Juga : Data Angka Ekonomi Jambi Terbaru Minus 0,46 Persen

Terkait ini, anggota Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19 Dewi Nur Aisyah memberikan penjelasan. Ia mengakui bahwa pelaporan kasus dari seluruh daerah belum real time.

Namun, menurut Dewi, tidak ada unsur kebohongan dari data yang tiap hari diumumkan jubir penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.

“Menurut saya terlalu jauh kalau dibilang kebohongan. Apa yang disampaikan Pak Yuri adalah data kasus positif yang sudah selesai diverifikasi oleh tim surveillance Kementerian Kesehatan. Saat ini memang sistem pencatatan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium melalui sistem new all record Kementerian Kesehatan sudah diimprove,” kata Dewi Nur Aisyah kepada kumparan, Minggu (14/6).

“Dan sekarang diusahakan untuk menuju real-time,” sambung dia.

Dewi kemudian membeberkan faktor lain yang menjadi pemicu pelaporan kasus corona di daerah belum sempurna. Namun, kata dia, hal itu sudah dipetakan dan dalam tahap improvement.

“Di luar itu, kondisi geografis Indonesia juga terkadang menyebabkan delay pemeriksaan untuk beberapa daerah. Saya tidak sedang berbicara mengenai kesempurnaan,” urai lulusan S3 di University College London – Infectious Disease Epidemiology and Informatics itu.

“Namun yang saya ketahui kita semua terus belajar untuk melakukan perubahan dan perbaikan,” sambungnya.

Sebelumnya, menurut Pandu Riono, apa yang diumumkan soal kasus corona tiap sore bukanlah kasus yang terjadi 24 jam sebelumnya. Yang diumumkan, kata dia, hanya pengumuman hasil lab terkonfirmasi.

“Setiap hari kita disuguhi dengan angka laporan kasus COVID-19. Kita menikmati angka tersebut mempercayai sebagai angka kasus yang terjadi hari itu,” ungkapnya.

“Padahal itu hanya pengumuman hasil pemeriksaan lab PCR yang terkonfirmasi, tanpa kejelasan kapan sesungguhnya kasus tersebut,” sambung Pandu.

Baca JugaDidukung 4 Bupati, Al Haris Berpeluang Raih PAN di Pilgub Jambi

Menurut Pandu, pemerintah harus membuka secara gamblang kasus yang diumumkan merupakan kapan penemuan kasus positif tersebut.

“Ya betul (harus demikian. -red),” kata Pandu. (tra)

Sumber : Kumparan.com

Pos terkait