Jambiseru.com – Dosen Ilmu Sejarah Unja melakukan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM). Kegiatan berlangsung di Kelurahan Muara Jangga, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Kegiatan ini mengangkat tema tentang Pelestarian Tekuluk Sebagai Warisan Budaya Melayu Jambim
Dalam seminar ini dibahas sejarah awal tekuluk di tanah melayu Jambi oleh Abd. Rahman, S.Pd., MA.
Sementara Denny Defrianti, S.SoS., M.Pd mengemukakan tentang tekuluk dan peluangnya industri kreatif bagi masyarakat melayu Jambi.
Lalu, Inda Lestari, S.Pd.,MA selaku MC kegiatan workshop dan seminar serta Padhil Hudaya, S.Pd., MA selaku moderator kegiatan seminar juga sepakat bahwa, semua perlu melestarikan tekuluk sebagai warisan dari budaya melayu Jambi dan dimulai dari generasi muda.
Fatonah selaku Ketua tim PPM ini mengemukakan penting dan perlunya kita melaksanakan kegiatan seperti ini agar warisan budaya seperti tekuluk ini bisa tetap lestari ditengah modernitas saat ini.
“Perlu diketahui ada nilai-nilai historis, budaya dan makna serta filosofi pada setiap ikatan dari tengkuluk tersebut yang harus diwarisakan dari generasi ke generasi,” katanya.
Keunikan dari tengkuluk melayu Jambi ini adalah dari segi pemasangan yaitu tidak menggunakan peniti ataupun jarum bentul tapi menekan kan pada simpulan cara mengikat.
Menurut Siti Arafah, S.Pd ada banyak ragam tekuluk dari Provinsi Jambi, tiap kabupaten memiliki ragam dan ciri sendiri salah satunya dari Batang Hari yaitu tengkuluk daun pakis terjuntai dan daun manggis.
“Juntaian dari tiap tekuluk memiliki makna, seperti jika juntaiannya ke kanan menanda si pemakai sudah menikah sementara jika juntaiannya berada disebelah kiri artinya sipemakai masih lajang,” ujarnya.
Pada kegiatan workshop diajarkan secara langsung tutorial pemasangan tekuluk dari berbagai daerah dan tidak lupa juga tekuluk yang berasal dari Batang hari.
Gagasan dari kegiatan ini awalnya menurut Ketua tim PPM ibu Fatonah, S.S.,M.I.Kom mengemukakan rasa dari keprihatinan beliau tentang masyarakat di kelurahan Muara Jangga yang hanya tahu tekuluk ke Umo/keladang saja tidak tahu menggunakan ragam tekuluk yang ada banyak dan cantik-cantik.
Karena itu beliau dan tim mengajukan seleksi proposal ke Unja mengusulkan tema pelestarian tekuluk ini Alamdulillah disetujui oleh LPPM dan beliau datangkan ahlinya langsung yaitu, Eva.
Siti Arafah, S.Pd sebagai duta tekuluk provinsi Jambi untuk turut serta mengajarkan pemasangan tekuluk melayu Jambi sesuai dengan pakemnya,” katanya.
Hal senada juga dikemukankan oleh para guru pendamping dari sekolah-sekolah yang telah diundang serta ibu ketua tim PPK kelurahan Muara Jangga, dimana menurut mereka, selama ini mereka masang tengkuluk menggunakan banyak jarum bentul dan peniti.
Jika tidak memakai jarum dan peniti kami hanya bisa menggunakan tekuluk ke umo saja. Dengan adanya kegiatan seperti ini menjadi membuka wawasan kami dan memberi pemahaan tentang ragam tengkuluk berserta makna dan filosofinya seperti yang dijelaskan oleh para pembicara, tutur salah satu guru pendamping.
Pada kegiatan ini selain pemberian plakat pada mitra sebagai kenang-kenangan dari tim PPM juga diberikan hadiah berupa seladang tekuluk dan kain kepada beberapa peserta yang bisa memasang tekuluk dengan baik dan benar setelah pelatihan selain itu para serta yang hadir juga diberi sertifikat workshop dan seminar.
Fatonah dan kawan-kawan tim PPM Prodi Ilmu Sejarah merasa puas dan senang kegiatan PPM ini terlaksana dengan sukses dan disambut antusias oleh para siswa, guru pendamping, tim PPKK dan masyarakat kelurahan Muara Jangga yang.(uda)













