Jambi Seru – Gelombang panas yang melanda India telah merenggut 36 jiwa dengan para pekerja termiskin sebagai kelompok yang paling terkena dampaknya, kata para pejabat kebencanaan mengatakan pada Rabu (12/6/2019), dan memperingatkan suhu-suhu udara yang relatif tinggi membawa dampak atas beberapa negara bagian lagi daripada tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA : Facebook Buka 3.000 Lowongan Kerja untuk Hapus Konten Berbahaya
Suhu udara di New Delhi, Ibu Kota India, mencatat rekor paling tinggi 48 derajat Celsius pada Selasa (11/6/2019). Sementara suhu udara Churu di Negara Bagian Rajashthan tercatat 51 derajat Celsius.
“Kami sudah memverifikasi 36 kematian akibat gelombang panas berbanding 25 tahun lalu. Mereka sebagian besar buruh miskin yang berasal dari kawasan-kawasan pedesaan datang ke kota-kota untuk bekerja di jalan raya,” kata Srivastava kepada the Thomson Reuters Foundation.
India menyaksikan kelangkaan air selama bulan-bulan di musim panas tetapi situasi tahun ini khususnya buruk di negara-negara bagian barat dan selatan negara itu karena curah hujan kurang dari normal pada musim penghujan 2018.
BACA JUGA : Barbie Kumalasari Akui Olahraga Bikin Dirinya Kuat Berhubungan Intim
NDMA telah meramalkan gelombang panas akan melanda India sejak pertengahan Maret tetapi cuaca berubah ekstrim pada pertengahan Mei dan diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Juni. (ndy)