Belum Setahun Berdiri, realme Masuk 5 Besar Penguasa Ponsel di Indonesia

Ilustrasi smartphone. [Shutterstock]
Ilustrasi smartphone. [Shutterstock]

JAMBISERU.COM – Meski belum genap setahun berdiri di Indonesia, realme sukses mencuri perhatian. Berdasarkan laporan terbaru dari Cbokongys, untuk peiode Q2 2019, realme berhasil mengisi posisi kelima sebagai “Top Smartphone Vendors” di Indonesia.

BACA JUGA : Perang Dagang Mereda, Rupiah Bisa Bangkit Terhadap Dolar AS

Meski belum memiliki data pertumbuhan per tahun karena memang belum genap setahun bermain di pasar Tanah Air, realme sudah berhasil meraup 7 persen unit share.

Bacaan Lainnya

realme secara langsung kini bersanding dengan pemain lain seperti Vivo, Xiaomi, Samsung, dan Oppo yang sudah dahulu berkecimpung. Masing-masing mengisi posisi keempat, ketiga, kedua, dan pertama.

Memang jika dibandingkan dengan Vivo yang tepat berada di atasnya, persentase realme masih setengah porsinya. Namun, harus diingat kembali realme belum memiliki data tahun sebelumnya karena belum setahun berjualan ponsel di Indonesia.

Jadi jika berbicara mengenai prediksi di masa depan, realme memiliki potensi sangat besar untuk naik posisi di periode berikutnya.

Apalagi mengingat Xiaomi, sebagai brand kompetitor yang berhadapan langsung dengan realme, mengalami penurunan jika dibanding periode sama tahun lalu. Belum lagi Samsung yang kini tergeser oleh Oppo, tidak lain merupakan ‘saudara’ dari realme.

Pasar smartphone Indonesia Q2 2019. [Cbokongys]
Pasar smartphone Indonesia Q2 2019. [Cbokongys]

Agar tidak diklaim sepihak, realme juga membandingkannya dengan riset pasar yang digelar Counterpoint. Selama periode Q2 2019, perusahaan bokongisis indutri global tersebut juga mengatakan bahwa realme berhasil masuk ke posisi kelima dalam daftar “Top 5 Brand Smartphone di Indonesia”.

Market share q2 2019. [Counterpoint]
Market share q2 2019. [Counterpoint]

Bahkan, menurut firma independen ini realme telah meraup pangsa yang lebih besar dengan angka 8 persen.

Dua lembaga riset pasar ini mengambil data shipment atau pengiriman barang ke pasar, baik daring maupun luring, bukan dari data penjualan di pasar, serta memiliki metode masing-masing dalam melakukan perhitungan.

Hasil laporan ini pun tidak mengada-ada. Sebab, data riset dapat dilihat dari hasil penjualan produk di tiap vendor.

BACA JUGAHari Ini, Pemkab Sarolangun Buka Pendaftaran Lelang Jabatan 7 Kepala OPD

Saat ini, realme masih bisa menunjukkan filosofinya bahwa teknologi canggih dan performa menjanjikan tidak harus disertai dengan harga jual yang tinggi. (ndy)

Pos terkait