Oleh : Al Haris
Saya masih teringat malam itu, berdiri di antara para pemimpin dan praktisi pariwisata nasional, ketika nama “Most Inspiring Tourism Leader 2025” diumumkan untuk Provinsi Jambi… bukan sebagai puncak, tapi sebagai awal dari tanggung jawab baru yang harus saya emban untuk daerah yang saya cintai.
Penghargaan ini saya terima langsung dari Menteri Pariwisata Republik Indonesia di Gedung Sapta Pesona, Jakarta. Sebuah momen yang penuh syukur, bukan karena gelarnya, tetapi karena pengakuan atas kerja keras kolektif kita dalam mengangkat pariwisata Jambi.
Namun, bagi saya, ini bukan sekadar kebanggaan — lebih jauh daripada itu, ini adalah pengingat bahwa pariwisata yang sejati adalah yang meninggalkan jejak kemanfaatan bagi masyarakat luas, bukan hanya sekadar pujian di panggung penghargaan.
Mengenali Potensi, Memperkuat Komitmen
Saat menerima penghargaan itu, saya menegaskan apa yang sudah saya sampaikan berkali-kali di berbagai forum: pariwisata bukan hanya soal destinasi cantik atau statistik kunjungan wisatawan, tetapi tentang bagaimana kita merawat kekayaan alam, sejarah, dan budaya agar tetap hidup dan memberi manfaat lintas generasi.
Kita tahu, Jambi memiliki ragam aset alam yang luar biasa — mulai dari hutan tropis yang memikat, sungai yang mengalir sepanjang masa, hingga situs sejarah yang kaya makna. Semua itu bukan sekadar objek untuk dikunjungi; mereka adalah warisan yang harus kita jaga. Di sinilah konsep pariwisata berkelanjutan menjadi inti dari strategi pembangunan kita.
Pariwisata yang kita kembangkan harus mampu:
menjaga kelestarian lingkungan,
menggairahkan ekonomi lokal,
membuka peluang usaha bagi pelaku UMKM,
serta tetap menghormati nilai budaya masyarakat.
Dari Penghargaan ke Implementasi di Lapangan
Penghargaan ini saya dedikasikan kepada seluruh masyarakat Jambi — tidak hanya kepada pemerintah atau sektor birokrasi. Karena sejatinya setiap langkah kecil warga, pelaku pariwisata, pengusaha kuliner lokal, hingga para pengelola desa wisata merupakan bagian dari perjalanan besar ini.
Saya juga menegaskan bahwa penghargaan bukan tujuan akhir, tetapi momentum untuk mendorong akselerasi pembangunan pariwisata berkelanjutan di seluruh kabupaten dan kota di Jambi. Kita ingin setiap daerah punya karakter lokal kuat yang bisa diceritakan kepada dunia, dengan keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Pemerintah Provinsi terus mendorong kolaborasi lintas sektor — mulai dari dinas pariwisata, BUMD, pelaku usaha, hingga masyarakat lokal — agar potensi wisata Jambi benar-benar menjadi sumber kemakmuran yang nyata, bukan sekadar slogan.
Tantangan dan Peluang di Depan Mata
Saya tidak menutup mata bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Tantangan infrastruktur, pemasaran destinasi yang lebih agresif, serta peningkatan kualitas layanan bagi wisatawan adalah fokus yang terus kita dorong. Namun saya yakin, ketika semua pihak bergerak bersama dengan semangat yang sama, potensi besar Jambi akan menjadi nyata untuk dirasakan masyarakat.
Penghargaan Most Inspiring Tourism Leader 2025 bukan sekadar simbol — itu adalah refleksi bahwa kepemimpinan yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan akan selalu menghasilkan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.
Penutup
Saat saya pulang dari Jakarta, dalam perjalanan kembali ke Jambi, saya merenung… ini bukan tentang siapa yang menerima penghargaan, tapi tentang bagaimana kita mengubah setiap peluang menjadi manfaat bagi masyarakat.
Pariwisata berkelanjutan bukan sekadar slogan — itu adalah komitmen saya sebagai Gubernur dan komitmen kita bersama untuk masa depan Jambi yang lebih sejahtera.
Mari kita lanjutkan perjalanan ini, bukan untuk sekadar menginspirasi, tetapi untuk benar-benar menciptakan perubahan nyata bagi Jambi dan seluruh masyarakatnya. (*)
* Al Haris, Gubernur Jambi






