Sinopsis Film Nabi Muhammad SAW : The Messenger of God Mohammad Rasoolollah 2015

sinopsis film nabi muhammad saw
Salah satu adegan di film Nabi Muhammad SAW.Foto : ist

FILM, Jambiseru.com – Dalam setiap lembaran sejarah peradaban manusia, ada sosok-sosok yang hadir membawa terang, mengubah arah takdir, dan menorehkan jejak abadi dalam jiwa miliaran orang· Salah satunya adalah Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah terakhir dari Allah SWT· Film “The Messenger of God” (judul asli: Mohammad Rasoolollah) yang dirilis pada tahun 2015 adalah sebuah mahakarya sinema Iran yang berani mencoba mengabadikan sebagian dari kisah agung ini, bukan pada masa kenabian yang penuh gejolak, melainkan pada fase awal kehidupannya yang seringkali terlupakan namun sarat akan tanda-tanda kebesaran·

Disutradarai oleh sutradara kenamaan Majid Majidi, film berdurasi sekitar 171 menit ini bukanlah sekadar tontonan biasa· Ia adalah sebuah perjalanan visual dan emosional yang mengajak kita menyelami dunia sebelum kenabian, di mana seorang anak yatim piatu tumbuh menjadi pribadi yang sejak dini telah memancarkan cahaya rahmat bagi semesta alam· Film ini tidak menampilkan wajah Nabi Muhammad SAW secara langsung, sebuah keputusan artistik yang dihormati dan dilakukan dengan sangat hati-hati, seringkali menggunakan sudut pandang kamera seolah kita melihat melalui mata Sang Nabi, bayangan tubuhnya, atau penggambaran dari belakang saat ia masih belia·

Tahun Gajah: Prolog Sebuah Kelahiran Agung

Kisah dimulai bahkan sebelum kelahiran Sang Nabi, dengan gambaran yang menakjubkan tentang Tahun Gajah· Kala itu, Abrahah, penguasa Yaman, dengan sombongnya memimpin pasukan gajahnya untuk menghancurkan Ka’bah di Mekah· Film ini menampilkan ketegangan dan kengerian penduduk Mekah yang merasa tak berdaya menghadapi kekuatan militer yang jauh lebih besar· Namun, keajaiban terjadi· Burung-burung Ababil datang membawa batu-batu dari neraka, menghancurkan pasukan gajah Abrahah, sebuah tanda nyata dari kekuasaan Ilahi yang melindungi Baitullah·

Dalam suasana ketegangan sekaligus mukjizat inilah, Amminah, ibunda Nabi Muhammad SAW, melahirkan putranya· Kelahirannya disambut dengan berbagai pertanda, termasuk cahaya yang memancar dari rumahnya, mengisyaratkan datangnya pemimpin besar yang akan menerangi dunia· Abdullah, sang ayah, telah wafat sebelum ia lahir, meninggalkan Aminah dalam duka namun juga dalam keyakinan akan takdir mulia putranya·

Masa Kanak-Kanak yang Penuh Berkah

Bayi Muhammad SAW kemudian disusui oleh Halimah Sa’diyah, seorang wanita Badui dari Bani Sa’ad· Film ini dengan indah menggambarkan kehidupan di padang pasir yang keras namun penuh kehangatan, di mana kehadiran Muhammad membawa berkah tak terhingga bagi keluarga Halimah· Kambing-kambing mereka menjadi gemuk, sumur mereka tidak pernah kering, dan keberkahan senantiasa meliputi mereka· Kehadiran Muhammad mengubah kehidupan sederhana Halimah dan suaminya menjadi lebih makmur dan damai· Ini adalah periode di mana benih-benih kasih sayang dan kebijaksanaan mulai tumbuh dalam diri Muhammad kecil·

Tidak hanya Halimah, film ini juga menyentuh kisah Suwaibah, budak yang pernah menyusui Muhammad sebelum Halimah· Kebajikan dan rasa hormat Muhammad terhadap mereka yang telah berjasa dalam hidupnya tergambar jelas, bahkan ketika ia telah beranjak remaja·

Salah satu adegan paling menyentuh adalah ketika Muhammad kecil bertemu dengan seorang ibu yang hendak menguburkan putrinya hidup-hidup, sebuah tradisi kejam yang marak di Arab pra-Islam· Dengan keberanian dan kelembutan hatinya, Muhammad berhasil menghentikan perbuatan keji itu, menunjukkan empati dan kasih sayang yang luar biasa sejak usia dini· Peristiwa ini menjadi cerminan awal dari misi kemanusiaan yang kelak akan diemban olehnya: menyelamatkan perempuan dari perlakuan tidak manusiawi·

Ujian dan Pertemuan Takdir

Setelah masa pengasuhan Halimah, Muhammad kecil kembali kepada ibunya, Aminah· Namun, takdir kembali menguji· Di usia enam tahun, Aminah berpulang, meninggalkan Muhammad yatim piatu sepenuhnya· Film ini menggambarkan kesedihan mendalam yang ia rasakan, namun juga ketabahan yang luar biasa· Setelah Aminah wafat, Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, pemimpin Quraisy yang dihormati· Abdul Muthalib sangat menyayangi Muhammad, melihat tanda-tanda keistimewaan pada cucunya·

Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama· Abdul Muthalib juga wafat saat Muhammad berusia delapan tahun· Tanggung jawab pengasuhan kemudian beralih kepada pamannya, Abu Thalib, seorang pedagang yang mulia· Di bawah asuhan Abu Thalib, Muhammad mulai ikut serta dalam perjalanan dagang ke Syam (Suriah)·

Dalam salah satu perjalanan inilah terjadi pertemuan penting dengan Rahib Buhaira· Rahib yang bijaksana ini, melalui tanda-tanda yang ia baca dalam kitab suci, mengenali tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad muda· Ia memperingatkan Abu Thalib akan bahaya yang mengintai Muhammad dari kaum Yahudi yang mungkin ingin menyakitinya, menyarankan agar Abu Thalib melindunginya dengan sungguh-sungguh· Adegan ini menegaskan bahwa keistimewaan Muhammad telah dikenali bahkan oleh orang-orang dari agama lain, jauh sebelum kenabiannya diumumkan·

Film ini juga menyisipkan adegan lain yang menunjukkan karakter mulia Muhammad, seperti ketika ia menyelamatkan sebuah keluarga nelayan yang akan dipersembahkan kepada berhala oleh penduduk setempat· Dengan keberanian dan kecerdasannya, ia menunjukkan ketidakmasukakalan praktik tersebut dan menyelamatkan nyawa-nyawa tak bersalah· Peristiwa-peristiwa ini, meskipun mungkin tidak selalu tercatat secara detail dalam setiap riwayat, menjadi representasi kuat dari akhlak dan kepribadian Muhammad yang telah terbentuk sejak masa kanak-kanak·

Menjelang Kenabian: Cahaya yang Kian Terang

“The Messenger of God” mengakhiri kisahnya pada masa remaja Muhammad, sesaat sebelum ia menerima wahyu kenabian· Film ini sempat menyinggung insiden perjanjian kaum kafir Quraisy yang dimakan rayap, sebuah mukjizat yang terjadi bertahun-tahun kemudian, memberikan petunjuk bahwa film ini adalah bagian pertama dari sebuah trilogi yang lebih besar· Pada akhir film, pesan tentang kerasulan Muhammad dikuatkan, meninggalkan penonton dengan harapan dan antisipasi untuk bagian selanjutnya yang akan menggambarkan masa kenabian yang penuh tantangan·

Melalui sinematografi yang memukau oleh Vittorio Storaro, peraih tiga Oscar, dan musik orkestra yang mendalam dari komposer legendaris A· R· Rahman, “The Messenger of God” bukan hanya sebuah sinopsis sejarah, melainkan sebuah pengalaman spiritual· Majid Majidi berhasil menyuguhkan esensi ajaran Islam tentang keadilan, kasih sayang, dan belas kasihan melalui narasi visual yang kuat, tanpa harus menunjukkan secara eksplisit sosok Nabi Muhammad SAW· Film ini adalah pengingat akan pentingnya mempelajari dan menghayati awal kehidupan Sang Nabi, yang menjadi pondasi bagi misi besar penyebaran Islam·

Mengapa Film Ini Penting?

“The Messenger of God” merupakan upaya monumental untuk mengoreksi persepsi keliru tentang Islam dan Nabi Muhammad SAW yang seringkali tersebar di Barat· Majidi sendiri menyatakan bahwa film ini dibuat untuk memerangi gelombang Islamofobia yang meningkat· Dengan fokus pada kemanusiaan, akhlak mulia, dan universalitas pesan kasih sayang, film ini berusaha mendekatkan penonton pada sosok Nabi yang agung, bukan sebagai sosok kontroversial, melainkan sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam·

Film ini mengajak kita merenungkan bagaimana seorang individu, sejak lahir telah ditakdirkan untuk membawa perubahan besar, membentuk dirinya melalui cobaan dan tempaan kehidupan, dan memancarkan cahaya kebaikan kepada sesamanya· Ini adalah kisah tentang harapan, ketabahan, dan datangnya fajar baru bagi kemanusiaan, yang dimulai dari seorang anak yatim di gurun Mekah.

Silakan nonton di website atau aplikasi streaming film pavorit kalian. Atau bisa juga cek di youtube dengan kata kunci pencarian “film Nabi Muhammad”. Selamat menonton saudara saudara seimanku.(fok)

Pos terkait