Review Movie School Ties

Review Movie School Ties
School Ties. Foto : Istimewa

Jambi Seru – Siapa yang tidak tahu Brendan Fraser, Chris O’ Donnell, Matt Damon, serta Ben Affleck? Keempat aktor tersebut sempat bermain dalam suatu film yang dapat dibilang memulai karir mereka, suatu film bertajuk School Ties. Film School Ties menggambarkan tentang seseorang siswa bernama David Greene( Brendan Fraser) yang beragama yahudi yang bersekolah di sesuatu sekolah katolik dimana para siswanya tidak menggemari orang yahudi, Menimpa ini mewajibkan dirinya buat melindungi kenyataan diri diri supaya pertemanan serta pendidikannya terpelihara.

Menimpa yang di gemari dari film ini yakni gimana film ini bisa menggambarkan atmosfer aktivitas persekolahan di jaman tersebut dengan baik. Selaku contoh, ada adegan dimana ada seorang di sesuatu kelas yang melaksanakan kecurangan dalam uji, sehabis uji berakhir guru dari kelas tersebut menciptakan kertas yang berisi contekan tertinggal di lantai.

Menimpa itu membuat guru tersebut merasa bila siswa di kelas tersebut tidak menghargai kejujuran sehingga pada kelas selanjutnya guru tersebut mengecam tidak hendak meluluskan segala kelas apabila tidak terdapat yang mengaku, tidak hanya itu guru tersebut menolak buat melaksanakan uji ulang sebab baginya apabila mereka melaksanakan Menimpa tersebut, berarti tidak menghargai makna kejujuran.

Sebab peristiwa tersebut, segala kelas berkumpul buat membicarakan Menimpa itu. Dalam adegan ini kita bisa memandang dikala mereka lagi mendiskusikan apa yang hendak mereka jalani, terdapat murid yang berargumen bila reputasi sekolah didetetapkan oleh keputusan mereka dalam mengatakan kejujuran, namun Menimpa tersebut dibantah oleh temannya, orang tersebut berkata bila apabila mereka mengambil sesuatu keputusan, keputusan tersebut hendak menghancurkan masa depan salah satu dari mereka.

Dari adegan ini kita bisa memandang bila buat membuat keputusan yang benar bukanlah gampang sebab buat mereka tata metode dalam menempuh kehidupan pembelajaran yakni dengan melaksanakan Menimpa yang dimohon oleh sekolah semacam nilai yang baik supaya masa depan seorang terjamin dengan seluruh tata metode, tidak hanya itu kita pula bisa memandang bila sebagian siswa tidak memedulikan sekolah mereka serta cuma menggunakan sekolah buat masa depan karir disebabkan sistem yang telah tertanam di warga dalam dunia karir cumalah memandang kelebihan seorang lewat riwayat pendidikannya.

Pada adegan yang sama kita bisa memandang Greene yang beragama yahudi tersebut dipojokkan serta dikhianati oleh temannya serta dituduh selaku orang yang melaksanakan kecurangan, dalam adegan ini kita bisa memandang bila argume- alibi mereka cuma didasarkan pada generalisasi yang kurang baik dari warga terhadap kalangan yahudi, Menimpa ini menimbulkan dirinya terancam dikeluarkan dari sekolah. Dari adegan ini kita memandang bila subjektifitas serta generalisasi warga terhadap suatu bisa menimbulkan sesuatu permasalahan yang mempengaruhi masa depan pada seorang cuma sebab ketidaksukaan pada orang tersebut.

Film ini pula menampilkan bila perbandingan zona budaya bisa menyakiti seorang serta bisa berdampak kurang baik, contohnya semacam suatu candaan maupun perkataan yang buat kita yakni ungkapan universal, namun Menimpa tersebut bisa diinterpretasikan selaku Menimpa yang kurang baik, terlebih provokatif buat sebagian orang.

Permasalahan ditunjukkan lewat sebagian adegan dimana sebagian candaan serta ungkapan tentang yahudi dikeluarkan murid- murid sekolah tersebut, namun buat Greene candaan serta ungkapan tersebut membuat dirinya tersinggung, serta ada adegan dimana seorang mengejeknya dengan suatu poster yang menyinggung tentang gimana yahudi diperlakukan NAZI sehingga Menimpa tersebut buatnya sangat marah. Dalam film ini kita bisa memandang bila masalah- kasus semacam ini menimbulkan orang tersebut susah bekerja sama dengan murid- murid yang lain, sangat utama dalam aktivitas pembelajaran.

Dalam film ini kita bisa memandang bila masih banyak hambatan- hambatan lain yang bisa mempengaruhi masa depan seorang, sangat utama dalam menempuh pembelajaran, salah satu yakni tekanan dari ekspektasi orang lain, Menimpa ini bisa dilihat dikala Charlie Dillon( Matt Damon) bermain football, pada sesuatu pertandingan dirinya tidak bermain dalam performa terbaiknya, kebalikannya pada hari yang sama kakaknya menerima penghargaan Hall of Fame selaku pemain football di sekolah tersebut. Menimpa tersebut membuat dirinya kecewa sebab tidak bisa penuhi ekspektasi yang diberikan.

Menimpa ini pula dapat kita amati dikala seseorang murid yang bersekolah di sekolah dimana segala keluarganya secara turun- temurun bersekolah di situ namun dirinya terancam tidak lulus di sekolah tersebut sebab sesuatu pelajaran dimana guru pelajaran tersebut sangat menuntut supaya muridnya sempurna.

Menimpa tersebut menimbulkan dirinya tekanan mental terlebih berupaya melaksanakan bunuh diri. Pesan yang di informasikan film ini yakni hendaknya kita tidak melaksanakan suatu bersumber pada ekspektasi seorang, namun bersumber pada kemauan kita sendiri. Tidak hanya itu dalam film ini kita bisa memandang bila generalisasi yang kurang baik dari warga terhadap sesuatu kelompok serta berdampak kurang baik terhadap seorang. (nas)

Pos terkait