Susuri Sungai Batang Hari Al Haris Ziarah ke Makam Rangkayo Hitam

makam rangkayo hitam
Calon gubernur Jambi, Al Haris saat ziarah di makam Rangkayo Hitam.Foto: Jambiseru.com

Al Haris mengatakan selain ziarah juga melihat kondisi cagar budaya makam raja melayu Jambi tersebut.

Berita Jambiseru[dot]com Lainnya : Asteroid Seukuran Dua Kali Monas Diprediksi Tabrak Bumi

“Beliau (Rangkayo Hitam) ini punya sejarah yang luar biasa untuk Jambi, beliau putra Datuk Paduka Berhala, beliau salah satu pejuang dan pembawa agama Islam ke Jambi. Kita juga melihat makamnya seperti apa, pemerintah punya wacana untuk merehap makam itu sehingga layak dikunjungi masyarakat. Kondisi saat ini cukup bagus dan perlu kedepannya saya kira di rehap lagi,” kata Al Haris, Senin (16/11/2020).

Berita Jambiseru[dot]com Lainnya : Opini Musri Nauli : Perjalanan Betuah (26)

Bacaan Lainnya

Usai ziarah, Al Haris mengatakan semoga ia dapat melanjutkan perjuangan dan cita-cita para pemimpin Jambi untuk membangun bumi sepucuk Jambi sembilan lurah. (*)

Biodata Al Haris, Si Tukang Martabak Jadi Bupati

Jika di sinetron ada kisah Tukang Bubur Naik Haji, di Jambi ada Tukang Martabak Jadi Bupati. Ini membuktikan bahwa siapapun kita, jika bersungguh-sungguh dan mendapat ridho Illahi, akan sukses pada waktunya.

Ia adalah AL HARIS, Bupati Merangin dua periode. Sosok dengan hidup yang penuh perjuangan. Siapa sangka bupati ini dulu ialah salah seorang penjual martabak di Kota Bangko Kabupaten Merangin.

Ia juga pernah menjalani profesi sebagai penjual koran (Loper), tukang ganti oli, bahkan operator di RRI. Sejak merantau ke Bangko dari tanah kelahirannya di Desa Sekancing Kecamatan Tiang Pumpung Kabupaten Merangin, Haris -sapaan akrabnya-, memulai setapak demi setapak kehidupannya dengan penuh keringat, tangisan dan harapan. Sosok yang sangat menginspirasi.

Lulus SD tahun 1985, pria kelahiran Sekancing 23 November 1973 ini berniat menyambung sekolah di SMP Negeri, tekadnya baja, semangatnya membara. Meski ekonomi orang tuanya yang hanya petani kurang mampu menopang semangatnya bersekolah. Haris tetap semangat.

Putra tertua dari pasangan Zarkawi dan Hj. Zuriah ini mendaftar ke sekolah swasta setempat, SMP PGRI Sekancing yang berjarak sekitar 2 KM dari rumahnya. Kepala Sekolahnya sewaktu itu adalah Harun. Al Haris menghabiskan waktu sekolahnya dengan sangat padat. Pagi ikut membantu ayahnya motong karet di kebun, jam 13.00 baru bersekolah. Selama tiga tahun aktivitas ini dilakukannya tanpa lelah. Dia tahu, suatu saat, kerja kerasnya akan membuahkan hasil. Impiannya untuk menjadi seseorang yang berguna terus melekat di jiwanya.

Dia lulus SMP tahun 1988, tahun berikutnya SMP PGRI Sekancing pun harus tutup. Haris berniat melanjutkan study ke SMA Negeri. Lagi-lagi semangatnya terhalang biaya. SMA Negeri waktu itu hanya ada di Kota Bangko. Jaraknya sangat jauh dari Sekancing.

Beruntung ayahnya mendukung, maka untuk mendukung sekolahnya, ayahnya menjual sebidang tanah untuk biaya pendaftaran dan membeli baju serta alat tulis. Berbekal uang seadanya. Haris berangkat ke Kota Bangko. Lulusan SMP itu sempat tercenung, ketika tahu bahwa SMA Negeri sudah tutup pendaftaran, dia terpaksa mendaftar ke SMA Swasta, SMA DB Bangko. Lokasinya di salah satu SD dekat kawasan Jam Gento.

Selama SMA, kehidupan sulung dari lima bersaudara ini semakin memprihatinkan. Dia terpaksa bekerja diluar jam pelajaran sekolah, untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari selama tinggal di Bangko. Jadilah profesi pertamanya sebagai karyawan disalah satu toko Kelontong Pasar Bawah, milik ibunda Kanceng (salah seorang Kabid di Dinas PU Merangin).

Selama bekerja, ia digaji dengan beras. Haris memutuskan berhenti. Dia butuh uang untuk membayar SPP. Makanya usai itu ia melamar di Toko Buku Singgalang Bangko sebagai penjual koran (loper). Nah, dari sinilah dia mulai mengenal dunia media hingga akhirnya suatu saat ia dikenal oleh awak media massa di Jambi.

Pos terkait