Harga Minyak Meroket Pasca Perang Rusia-Ukraina, Ekonomi Indonesia Bakal Terdampak

Harga Minyak Meroket
Pasukan cadangan di Pertahanan Teritorial Ukraina berlatih, Sabtu (19/02), di tengah ketegangan yang meningkat. Foto : Istimewa

Jambi Seru – Harga minyak dunia meroket naik pasca pecahnya perang Rusia Vs Ukraina, Kamis (24/2/2022). Kini mencapai angka USD 100 per barel atau naik 4 persen.

Diprediksi, perang Rusia-Ukraina ini bakal berdampak terhadap ekonomi global dunia termasuk Indonesia.

Dikutip dari laman CNN Indonesia, cnnindonesia.com, ini dampak-dampak ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina:

Bacaan Lainnya

1. Harga Minyak Dunia Naik

Serangan Rusia ke Ukraina telah mempengaruhi harga minyak dunia. Rusia sendiri merupakan negara yang kaya dengan sumber daya energi.

Rusia dapat memproduksi 9,7 juta barel minyak per hari. Catatan tersebut menempatkan Rusia sebagai negara penghasil minyak kedua terbesar setelah Amerika Serikat (AS).

JP Morgan memperingatkan bahwa jika ada aliran minyak Rusia yang terganggu oleh krisis, maka harga minyak bisa dengan mudah melonjak menjadi US$120 per barel.

Jika ekspor minyak dari Rusia berkurang setengahnya, harga minyak mentah akan melonjak hingga US$150 per barel.

2. Ancaman Inflasi

Ketegangan Rusia dengan Ukraina dapat membuat inflasi di beberapa negara memburuk. Jika minyak naik menjadi lebih dari US$100 per barel, tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) secara tahunan bisa naik hingga 10 persen.

Harga minyak yang tinggi tentu akan dibebankan kepada perusahaan hingga konsumen. Selain energi, komoditas lain dapat mengalami gejolak harga seperti logam, aluminium, dan paladium.

“Semua ini akan terjadi pada saat pasokan komoditas lebih tertekan daripada sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir,” kata Kepala Strategi Global JPMorgan Funds David Kelly dikutip dari CNN Business, Kamis (24/2).

3. Gejolak Pasar Saham

Saat ini investor tengah fokus terhadap gejolak Rusia dan Ukraina. Tanda-tanda eskalasi perang membuat investor menahan transaksi di pasar saham.

Investor berpotensi melakukan aksi jual besar-besaran. Pasalnya, kenaikan harga minyak dunia dan inflasi karena aksi militer Rusia membuat investor khawatir dengan proses pemulihan ekonomi di dunia.

Ketidakstabilan pasar juga dapat merusak kepercayaan di antara konsumen dan pelaku bisnis.

4. Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Konflik seperti invasi dan peperangan memang dapat mengganggu stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikhawatirkan dapat terjadi pada invasi yang dilakukan Rusia.

AS khawatir ketegangan antar kedua negara dapat memperburuk pemulihan ekonomi negaranya, memperburuk inflasi, dan meningkatkan ketidakpastian.

Analisis mengemukakan apabila lonjakan harga minyak dunia menyentuh US$110 per barel, maka akan mengurangi PDB AS sebesar 1 persen.

Pos terkait